Cheng Yu Pilihan Bu Rudy: Li Ji Da Ren

Cheng Yu Pilihan Bu Rudy: Li Ji Da Ren

Cheng Yu Bu Rudy--

DITEMUI di sela-sela acara yang dihelat di Surabaya pada Kamis (7/8) kemarin, Bu Rudy mewanti-wanti, "Kalau sudah sukses, jangan pelit-pelit berbagi ilmu kepada yang lainnya." Persis yang dianjurkan filsuf agung Konfusius, "立己达人" (lì jǐ dá rén): menyukseskan diri, juga menyukseskan orang lain. Bukan malah menghalang-halangi karena khawatir akan tersaingi dan dikalahkan mereka di kemudian hari. 

Luar biasa. Pepatah Arab pun menasihati kita untuk menjadi orang yang membawa manfaat bagi sesama. Sebab, dengan begitulah kita baru akan menjadi "sebaik-baiknya manusia" (khoirunnaas). 

Bu Rudy adalah representasi orang yang demikian. Kendati telah menjadi pengusaha sambal dan depot terkenal dengan merek dagang "Bu Rudy", dia tak pernah pelit untuk sharing pengalamannyi dalam memulai dan mengelola bisnis.

"Terserah orang lain mau mengikuti atau tidak. Yang penting kita sudah memberi tahu mereka," ujar Bu Rudy, yang bernama asli Lanny Siswadi. Rudy sendiri ialah nama suaminyi. 

BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Kepala Office of International and Cross-Strait Affairs I-Shou University, Taiwan, Chia-Kun Lee: Zhi Yu Zhi Shan

BACA JUGA:Cheng Yu Piihan Ketua Yayasan Putera Harapan Banyumas Yudi Sutanto: Hui Ren Bu Juan

Bu Rudy bukan tamatan perguruan tinggi. Dia bahkan tidak menamatkan sekolah dasarnyi.

Peristiwa 1965 mengubah nasib Bu Rudy yang kelahiran Madiun. Kampung halamannyi tidak kondusif. Kondisi ekonomi serba sulit. Membuatnyi terpaksa pindah ke Surabaya, dengan bekal seadanya, untuk mencari penghidupan.

Di Kota Pahlaman, Bu Rudy yang tak tamat SD bekerja serabutan untuk menyambung hidup. Dia sisihkan beberapa –dari penghasilannyi yang pas-pasan– untuk ditabung. Dan, salah satunya dari tabungannyi, dia pada 1983 bisa membuka usaha toko sepatu di Pasar Turi. Sayang, bisnis pertamanyi ini, tujuh tahun kemudian, ludes dilalap api. 

Tak mau menyerah, Bu Rudy banting setir dengan berjualan nasi. Dia jajakan keliling dengan mobil pikap. Menunya: nasi putih, sambal bawang, udang atau ikan hasil tangkapan suaminyi yang digoreng krispi.

Laku keras. Sambal dan Depot "Bu Rudy" yang legendaris, bermula dari sini. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: