Mengapa Remaja Sekarang Rentan Kesepian?

Dari K-drama ini memberikan gambaran kepada saya sebagai guru bahwa bisa jadi anak didik saya yang berulah dan bertingkah menjengkelkan memiliki trauma di masa lalu yang belum terselesaikan.

Bisa jadi mereka berulah di sekolah hanya untuk mendapatkan perhatian. Karena di rumah mereka tidak mendapatkan cukup perhatian dari orang tua.

Berkaca dari pemeran dalam K-drama tersebut, mereka merasakan kesepian saat berada di rumah.

Namun, memiliki bakat dan pekerjaan yang justru membuat mereka harus berinteraksi dengan orang lain ketika di luar rumah.

Beberapa peserta didik saya pun bercerita bahwa mereka merasa kesepian saat di rumah bahkan ingin menangis sendirian.

Ada yang ingin melukai dirinya sendiri dengan memukul kaca hingga tangannya terluka. Ada yang memilih pergi dari rumah dan bergabung bersama teman-teman nongkrong hanya untuk mengusir kesepian. Kok bisa begitu ya?

BACA JUGA: Tawuran, Pelajar Tewas Kehabisan Darah

Berarti rasa kesepian bisa membahayakan remaja dong? Padahal di usia-usia produktif, mereka bisa menciptakan sebuah karya. Rumah yang seharusnya menjadi tempat ternyaman dan surga bagi anak-anak justru menjadi tempat bersemayam kesepian. 

Hal ini berbahaya karena bisa jadi kesepian menjadi tanda anak mengalami depresi. Mereka merasa diri tidak berharga, tidak mendapatkan dukungan, tidak merasa dimiliki atau memiliki, sehingga muncul perasaan terasing di rumahnya sendiri.

Masa remaja diibaratkan fase badai. Emosi anak bisa labil dan penuh drama. Di sinilah dibutuhkan peran orang tua untuk menyediakan telinga, mendengarkan cerita, atau curhatan anak-anak tanpa harus terburu-buru menasihati.

Empati yang diberikan orang tua di rumah, tentunya akan membuat anak aman dan nyaman untuk bercerita. (Oleh: Widiharti, Guru Matematika SMKN 1 Lelea, Indramayu)

Sumber: