Tangani Kasus Anak Kecanduan Pornografi, Plato Foundation-ACI Sepakat Bersatu Melawan OCSEA

Tangani Kasus Anak Kecanduan Pornografi, Plato Foundation-ACI Sepakat Bersatu Melawan OCSEA

Dita Amalia dari Plato Foundation (kanan) saat menjelaskan program mereka di Harian Disway bersama Humas ACI Maria Bernadine tentang event berjudul Arek Suroboyo Buat Bangga Indonesia. -Ahmad Rijaluddin-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Menjelang acara Arek Suroboyo Buat Bangga Indonesia, Direktur Plato Foundation Dita Amalia didampingi Yugi Nur Harianti memaparkan kasus-kasus anak yang pernah mereka tangani. 
 
Salah satunya masalah yang menimpa seorang siswi SMP di Surabaya yang usianya masih 14 tahun. Karena begitu terbukanya sistem informasi dalam dunia digital dan ada kemudahan akses tanpa didampingi orang tua atau guru, anak itu mengalami kecanduan pornografi.
 
Bahkan anak itu bergabung dengan grup telegram yang isinya tentang konten-konten porno. Kemudian mulai melakukan VCS atau video call sex dengan para pria. Yang lebih tragis, anak seusia itu telah melakukan hubungan seksual.
 
"Itu karena dampak buruk media sosial yang diakses tanpa dibarengi wawasan. Baik terkait bahaya maupun dampaknya yang bisa membuat depresi serta gangguan mental lainnya," ujar Dita.
 
Plato telah beberapa kali menangani kasus-kasus semacam itu. Rata-rata anak tak berani speak up bila menerima pelecehan seksual tertentu. Salah satunya disebabkan oleh relasi kuasa.
Diapit Wakil Pemred Harian Disway Doan Widhiandono (kiri) dan jurnalis Harian Disway Guruh Dimas Nugraha, Yugi, Dita Amalia dari Plato Foundation dan Maria Bernadine dari ACI saat berkunjung ke kantor Harian Disway. -Ahmad Rijaluddin-
 
Pelaku merupakan orang yang memiliki otoritas baik di sekolah maupun di institusi tertentu, dan di satu sisi, orang tua tak menjadi pendengar dan pemberi solusi yang baik, yang mampu duduk bersama anak untuk memecahkan masalah.
 
"Plato memang bergerak di bidang itu. Suatu ketika, Mbak Dita ini menjadi narasumber dalam podcast 'Setara Berkarya'. Podcast hasil kerja sama ACI dengan komunitas Disabilitas Berkarya," ungkap perwakilan ACI Maria Bernadine yang karib dipanggil Eri.
 
Podcast tersebut dipandu oleh host penyandang tunanetra. Dita berbicara banyak tentang permasalahan anak, kemudian berbincang dengan Eri dan para member ACI lainnya.
 
Dari pertemuan pertama itu, Dita mengetahui bahwa ACI adalah komunitas kreatif yang mampu mengasah kemampuan anak-anak untuk berkreasi. Baik membuat pementasan drama musikal, bernyanyi maupun menciptakan lagu sendiri. 
 
ACI dirasa mampu hadir untuk menjawab permasalahan terkait anak dan remaja. Sebab komunitas itu memperkuat mereka. Membekalinya dengan soft skill, regulasi diri yang positif dan aktualisasinya dalam kegiatan-kegiatan positif pula.
 
 
"Apalagi selama ini Plato hadir dalam berbagai sosialisasi terkait dinamika remaja. Yang perlu diwaspadai adalah OCSEA atau online child sexual exploitation and abuse. Tindak kekerasan atau pelecehan seksual melalui sarana online," ungkap perempuan 41 tahun itu.
 
Komitmen itu disambut ACI. Terlebih tagline ACI selaras: "Jadilah Versi Terbaik Dirimu". Tagline itu memotivasi anak-anak dan remaja untuk menjadi dirinya sendiri. Berkarya sesuai karakter diri, bukan meniru orang lain, serta menjadi pribadi yang kreatif.
 
Setelah pertemuan itu, pihak ACI dan Plato semakin intens bertemu. Kemudian bersepakat bekerja sama untuk membuat event berjudul Arek Suroboyo Buat Bangga Indonesia.
 
"Bersama ACI, kami melawan OCSEA lewat karya. Selain itu kami berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Surabaya, Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, DP3AK, dan berbagai pihak lainnya. Termasuk tentu Harian Disway," ujar Dita. (Guruh Dimas Nugraha)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: