Memahami Peta Politik Heterogen Jatim: Siapa yang Unggul di 2024?

Memahami Peta Politik Heterogen Jatim: Siapa yang Unggul di 2024?

Grafis elektabilitas Bacapres dari SMRC di Jatim--@saiful_mujani

HARIAN DISWAY-Provinsi Jawa Timur menduduki posisi kedua dengan jumlah pemilih terbanyak setelah Jawa Barat dalam Pemilu 2024. Sebanyak 31.402.838 orang akan turut berpartisipasi menentukan pilihannya. 

Menjelang pemilu, Jawa Timur akan berubah menjadi medan pertempuran perebutan suara. Sebagai lumbung suara kedua terbanyak di pulau Jawa memiliki berbagai variasi dalam pandangan politik.

Karakter Jatim  sendiri bergantung pada kultur dan historis dari tiap daerah, Namun secara umum didominasi oleh basis tradisional Islam-nasionalis.

Hal tersebut tak lepas dari pengaruh NU yang memang menjadi bagian budaya dari Jawa Timur. PDIP dan PKB menjadi juru kunci dari daerah timur pulau Jawa tersebut. Keduanya memiliki potongan sama yang dapat dipertemukan.

Nahdliyin sendiri merupakan representasi dari Islam-nasionalis, dan PDIP memiliki nasionalisme yang tinggi dan secara religiusnya lebih condong ke ajaran NU.

BACA JUGA: Merasa Kecewakan Pendukungnya di Pilpres 2019, Prabowo Subianto Curhat dan Minta Maaf

NU tidak medeklrasikan secara langsung bergabung di kubu mana karena mereka menghindari politik praktis. Hal tersebut karena internal NU sendiri memiliki berbagai sikap politik yang beragam.

Berbeda dengan basis suara PDIP yang secara terang terang menjunjung soekarnoisme. Kedua variabel tersebut menjadi perhitungan langkah bacapres yang akan bertempur di Jatim.

Dilansir dari Saiful Mujani Reasearch and Consulting (SMRC) Ganjar Pranowo memimpin elektabilitas di Jawa Timur dengan perolehan 44 persen. Disusul denga Prabowo Subianto 23 persen dan Anis Baswedan 14,2 persen. 

Anis terlihat menguat setelah deklarasinya menggandeng Cak Imin yang memang memiliki posisi kuat di Jatim. Posisi Ganjar tak luput dari pondasi milik PDIP yang kokoh.

Prabowo sendiri juga dekat dengan keluarga Gus Dur yang memiliki pengaruh terhadap gerakan politik warga Nahdliyin.

BACA JUGA:NU dan Jokowi Adalah Koentji! Menentukan Kemenangan pada Pilpres 2024

Pondok pesantren menjadi tempat gerilya perburuan suara. Reputasi tokoh politik yang dekat dengan Kyai atau ulama digemari masyarakat. Episentrum politik Jatim tak jauh-jauh dari keagamaan.

Apalagi melihat kebanyakan warga Nahdliyin yang sangat loyal terhadap para kiai. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: