Tak Hanya Sho Yamamoto, Ini Deretan Pemain Jepang yang Dicintai Bonek

Tak Hanya Sho Yamamoto, Ini Deretan Pemain Jepang yang Dicintai Bonek

Sho Yamamoto dan kawan-kawannya merayakan gol penentu kemenangan saat pertandingan kontra Arema, 1 Oktober 2023. Saat itu Persebaya dinahkodai Aji Santoso, berhasil memecahkan rekor 23 tahun tak pernah menang di Malang.--instagram @officialpersebaya

HARIAN DISWAY - Sho Yamamoto namanya akan selalu dikenang oleh Bonek. Apalagi dirinya dikabarkan semakin dekat dengan pintu keluar Persebaya

Kepergian Sho nampaknya masih belum diikhlaskan Bonek. Pemain berjuluk The History Maker of Persebaya itu, sudah melekat di hati pendukung setia Persebaya.

Bagaimana tidak disayangi Bonek, permainannya yang ngeyel sangat mencerminkan karakter Persebaya dan Arek-arek Suroboyo.

Persebaya juga pernah dibela beberapa pemain asal Negeri Matahari Terbit. Siapa sajakah mereka ? 

BACA JUGA:Lika-Liku Sho Yamamoto Sang History Maker Persebaya

BACA JUGA:Bonek Sayangkan Sho Yamamoto Mengundurkan Diri dari Persebaya

1. Sho Yamamoto


Sho Yamamoto dipasang menjadi striker false nine pada laga kontra PSM Makassar di menit ke-68 , Jumat, 18 Agustus 2023.--instagram @officialpersebaya

Sho datang ke Surabaya dengan ekspektasi tinggi. Ia diharapkan Bonek bisa menjadi pengganti sepadan pemain Jepang sebelumnya Taisei Marukawa

Ia didatangkan dari FK Iskra dengan bayaran Rp 2,61 Miliar per musim. Beban berat ada di pundak Sho Yamamoto, karena Marukawa berhasil membuat bonek terkesima dengan permainannya.

Namun pemain 26 tahun itu, tak mau terlalu memikirkan hal tersebut. Ia tetap bekerja keras dan  fokus pada dirinya sendiri. Alhasil ia pun bisa mengambil hati Bonek dengan permainan ngototnya.

Di musim pertamanya, ia berhasil membukukan 10 gol dan 10 assist. Bahkan ia menjadi pencetak gol kemenangan bersejarah Persebaya melawan Arema FC, 1 Oktober 2022. 

Ia pun menjadi salah satu History Maker Persebaya. Mengapa dijuluki History Maker ? Karena sudah 23 tahun Persebaya tidak pernah menang di Malang. 

Dan saat itu Persebaya bisa memenangkan Derby Jatim yang berujung maut. Kemenangan Persebaya harus berselimut awan hitam, akibat insiden Kanjuruhan yang merenggut 135 nyawa Aremania. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: