Kereta Cepat Jakarta-Bandung Simbol Persahabatan Antara Tiongkok dan Indonesia
Skema baru harga tiket Whoosh Jakarta-Bandung akan dicoba.-Dok.-
HARIAN DISWAY - Tiongkok semakin terlibat dalam proyek infrastruktur di Indonesia. Sejumlah proyek seperti Kereta Cepat Jakarta-Bandung tidak hanya membuka lapangan pekerjaan bagi warga lokal.
Namun juga menggerakkan ekonomi lokal dan meningkatkan mata pencaharian masyarakat.
Terwujudnya pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) sejatinya adalah simbol persahabatan kedua negara, yakni Tiongkok dan Indonesia. Sebab, proyek tersebut lahir dari jalinan persahabatan yang sudah berlangsung sejak lama.
Hubungan baik antar kedua negara tersebut pun menjadi modal paling berharga dalam penyelesaian proyek KCJB.
Untuk pertama kalinya, Electric Multiple Units (EMU) buatan Tiongkok itu tampil di lintasan KCJB. Terlebih, KCJB merupakan proyek penting dari kerja sama antara Beijing dan Jakarta di bawah Inisiatif Sabuk dan Jalan Sutera (Belt and Road Initiative/BRI) yang diusulkan Tiongkok.
Panjang rel kereta cepat tersebut mencapai 142 kilometer dan aman ditempuh dengan kecepatan 350 km per jam.
Dalam perjalanannya, ini merupakan proyek konstruksi luar negeri pertama yang sepenuhnya menggunakan sistem kereta api, teknologi, dan komponen industri dari Tiongkok.
Dengan teknologi tinggi, KCJB diharapkan dapat mempersingkat perjalanan Jakarta-Bandung menjadi hanya 40 menit dari sebelumnya tiga jam.
Hubungan dengan Tiongkok melalui BRI telah berjalan sangat produktif, bahwa Indonesia mendapat kesempatan mempererat hubungan dengan negara-negara lain dalam naungan BRI.
Sebagai salah satu isu yang paling sering dibahas dalam kerja sama internasional, BRI, membuat terobosan dalam kerja sama pembangunan dan mewujudkan kemakmuran bersama lewat kemitraan.
BRI juga telah menghadirkan konektivitas yang kian luas selama 10 tahun terakhir. Inisiatif ini meningkatkan kebijakan pintu terbuka dan pertumbuhan yang lebih inklusif.
Dengan menjalankan kebijakan pintu terbuka, sebuah negara akan membangun kekuatan dan kemakmuran yang lebih baik.
Tiongkok juga telah menjalankan kerja sama terbuka, ramah lingkungan, bersih, dan berstandar tinggi guna mempromosikan pembangunan berkelanjutan, serta meningkatkan kehidupan masyarakat sekaligus memajukan kerja sama Belt and Road yang bermutu tinggi.
Secara bersama-sama, peserta BRl telah mengembangkan hard connectivity, soft connectivity, serta people-to-people connectivity, membangun platform penting yang mendukung partisipasi luas, mencapai konsensus internasional, serta mengerahkan kekuatan seluruh pihak. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: