Anak-Anak Palestina di Gaza: Mama, Apakah Kami Akan Mati?

Anak-Anak Palestina di Gaza: Mama, Apakah Kami Akan Mati?

Suhair Anastas saat menceritakan kisah kehidupannya selama di Gaza. Dia menjadi salah satu warga Palestina yang mendapatkan kesempatan untuk bertemu Paus Fransiskus pada Rabu, 22 November 2023. -Vatikan News-

HARIAN DISWAY - Suhair Anastas menjadi salah satu warga Palestina yang mendapatkan kesempatan untuk bertemu Paus Fransiskus pada Rabu, 22 November 2023.

Berkat kewarganegaraan Kanada-nya, Suhair Anastas dapat meninggalkan Gaza empat hari lalu bersama putrinya yang berusia 16 tahun.

Dilansir dari Vatikan News, Anastas mengatakan bahwa semua orang yang hadir memiliki cerita berbeda-beda, tetapi semuanya berakhir pada cerita yang sama. “Orang-orang di Gaza sedang sekarat,” ungkapnya.

BACA JUGA:Ungkap Kesedihan atas Perang Hamas-Israel, Paus Fransiskus: Ini Sangat Menyakitkan

Warga Palestina ini mengatakan bahwa tidak ada tempat yang aman di Gaza, bahkan tempat ibadah sekalipun.

“Saya kira saya adalah salah satu orang beruntung yang dilindungi oleh gereja, tetapi pada saat yang sama, itu bukanlah tempat yang aman. Tidak ada tempat di Gaza yang aman,” ungkapnya.

Anastas mengatakan bahwa kehidupan di Gaza tidak pasti karena suatu saat seseorang bisa meninggal di mana pun mereka berada.

“Anda hanya tertidur tanpa mengetahui apakah Anda akan bangun keesokan paginya karena banyaknya pemboman yang terjadi di mana-mana,” tambah Anastas.

BACA JUGA:Pasukan Israel Tangkap Direktur RS Al-Shifa, Hamas Tuding WHO dan Palang Merah Tak Mampu Lindungi Tenaga Medis

Ketika Suhair Anastas meninggalkan Gaza menuju Kanada, dia merasakan perasaan bersalah.

“Saya berharap kami dapat membantu mereka semua tetapi itulah rasa bersalah yang Anda rasakan ketika meninggalkan sana. Anda benar-benar merasa bersalah meninggalkan mereka semua,” ungkapnya.


Orang-orang yang melewati perbatasan Rafah dari Gaza Selatan menuju Mesir pada Rabu, 1 November 2023. -Mohammed Abed/AFP/Getty Images-Bloomberg

Suhair Anastas menjadi salah satu warga Palestina yang meninggalkan Gaza dengan menuju perbatasan Rafah di Gaza Selatan. Dia berangkat dari salah satu gereja di Gaza dengan menggunakan mobil.

“Kami seharusnya tetap mengemudi, namun kemudian militer menghentikan kami dan meminta kami mengembalikan mobil tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: vatikan news