Strategi Pembelajaran Berdeferensiasi pada Kurikulum Merdeka

Strategi Pembelajaran Berdeferensiasi pada Kurikulum Merdeka

Suasana pembelajaran di kelas. Guru memiliki keleluasaan dalam memilih berbagai perangkat ajar sesuai dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Sehingga diharapkan guru dapat mewujudkan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan lin--

DALAM dunia pendidikan, kurikulum menjadi hal yang krusial karena kurikulum menjadi dasar pokok dalam pembelajaran.

Dikutip dari buku Pengantar Kurikulum (2015) oleh Sarinah, menurut Murray Print, pengertian kurikulum merupakan ruang pembelajaran yang terencana dan diberikan langsung kepada siswa oleh lembaga pendidikan yang dapat dinikmati sesuai penerapannya.

Kurikulum bersifat dinamis sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan pembelajaran. Sehingga kurikulum mengalami perubahan sekitar setiap lima tahun sekali sesuai dengan kebutuhan dalam dunia pendidikan.

Pada 2022, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nadiem Makarim mengenalkan Kurikulum Merdeka dan masih bersifat menjadi pilihan untuk diterapkan di sekolah.

Di samping itu, Nadiem meluncurkan Platform Mendeka Mengajar untuk menunjang pengetahuan pendidik dan tenaga kependidikan mengenai kurikulum merdeka.

Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam. Tujuannya, agar konten atau materi yang diberikan dapat diterima peserta didik dengan lebih optimal karena peserta didik diberikan waktu yang cukup untuk mendalami konsep dan penguatan kompetensi.

Guru memiliki keleluasaan dalam memilih berbagai perangkat ajar sesuai dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Sehingga diharapkan guru dapat mewujudkan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkugan belajar peserta didik.

Salah satu inovasi dalam Kurikulum Merdeka adalah Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Proyek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan pemerintah. Proyek tersebut tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran.

Selain itu, pembelajaran berdeferensiasi menjadi salah satu aspek penting dalam Kurikulum Merdeka yang menjadi tantangan bagi pendidik dalam proses pembelajaran. Mengingat di dalam kelas terdapat berbagai karakteristik kesiapan belajar peserta didik yang tidak sama, gaya belajar, serta minat belajar yang berbeda.

Carol Ann Tomlinson (1999) memperkenalkan definisi pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang mengakomodir, melayani, dan mengakui keberagaman siswa dalam belajar sesuai dengan kesiapan, minat, dan preferensi belajar siswa. 

Dari pemaparan di atas, pendidik memerlukan strategi yang tepat agar dapat melaksanakan proses pembelajaran berdeferensiasi sehingga peseta didik dapat merdeka dalam belajar. 

Dick dan Carey (1990 dalam Sanjaya, 2007) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran terdiri dari seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

Dapat disimpulkan jika strategi pembelajaran tidak terbatas pada proses tahapan kegiatan belajar saja. Tetapi pada materi pembelajaran dan perencanaan kegiatan pembelajaran yang akan disampaikan pada peserta didik.

Dalam artikel Saskatchewan Educational (1991), klasifikasi strategi pembelajaran terdiri dari strategi pembelajaran langsung (direct instruction), strategi pembelajaran tidak langsung (indirect instruction), strategi pembelajaran interaktif (interactive instruction), strategi pembelajaran melalui pengalaman (experiential learning), serta strategi pembelajaran mandiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: