Sebut Merusak Lingkungan Setara dengan Praktek Perbudakan, Anies: Harus Berubah
Anies menegaskan, sudah saatnya negara tidak diatur oleh pelaku usaha dan sebaliknya justru negara yang harus mengatur para pelaku usaha. -AMIN-
SAMARINDA, HARIAN DISWAY - Persoalan lingkungan hidup mendapat perhatian serius dari calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan.
Anies menyampaikan soal lingkungan hidup, dalam pengalamnya sebagai Gubernur DKI Jakarta, pengusaha itu selalu nurut. Hanya masalahnya Pemerintah tidak memprioritaskan ekologi dan pembangunan keberlanjutan.
“Soal lingkungan hidup, dalam pengalaman, pengusaha itu nurut kepada pemerintah, pelaku usaha itu nggak ada yang bertubrukan dengan pemerintah, pengusaha nurut," katanya.
BACA JUGA: Gandeng 17 Ormas untuk Jaga Suara, Tamsil Yakin AMIN Menang Satu Putaran
"Problemnya pemerintah sendiri tidak memperioritas ekologi, tidak memprioritaskan pembangunan berkelanjutan. Sehingga mereka merasa, ada kekeluasan disitu,” kata Anies dalam acara Desak Anies di Samarinda, Kalimantan Timur, Kamis, 11 Januari 2024.
Anies menegaskan, sudah saatnya negara tidak diatur oleh pelaku usaha dan sebaliknya justru negara yang harus mengatur para pelaku usaha.
Anies lalu berbagi pengalamannya memimpin dan mengelola Jakarta. “Saya mengalami, mengelola Jakarta, dan ketika saya proses kampanye hingga bertugas di Jakarta didukungnya oleh rakyat kebanyakan. Bukan oleh para pemilik modal yang besar, bukan," katanya.
"Ketika saya bertugas, saya panggil, mengundang mereka, kita menginginkan Jakarta yang ABCD. Mari kita sama-sama, dan mereka ikut. Dan saya yakin, ketika diundang, dan ditunjukan masa depan, mereka pasti ikut,” ujarnya.
Menurut Anies, praktek merusak lingkungan itu setara dengan praktik perbudakan. “Dulu praktek perbudakan dianggap normal, usaha pake budak itu normal, tapi siapa yang menganggap normal hari ini? Kalau pake budak, tidak ada yang terima,” paparnya.
BACA JUGA: Apa Itu AMIN APP yang Diluncurkan Timnas AMIN? Ini Penjelasannya
“Dulu berusaha dan merusak lingkungan itu bisa aja dianggap normal, kedepan itu aib, itu dosa dan itu harus berubah. Itu saya ingin saya sampaikan dan Insya Allah kita lakukan perubahan sama-sama. Saya yakin kita dibuat pesan moralnya, lalu diturunkan dalam bentuk kebijakan, lalu dilaksanakan terjadi perubahan, terimakasih,” tandasnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: