Tujuh Topik Kebangsaan Ini Dibahas Anies Baswedan bareng Prof Emil Salim
Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan dan tokoh nasional Prof. Emil Salim mendiskusikan tujuh topik penting untuk menyelesaikan berbagai persoalan bangsa ke depan. -AMIN-
JAKARTA, HARIAN DISWAY - Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan dan tokoh nasional Prof. Emil Salim mendiskusikan tujuh topik penting untuk menyelesaikan berbagai persoalan bangsa ke depan.
BACA JUGA: Sowan Emil Salim, Anies Diajak Bicara tentang Nasib Indonesia di Masa Depan
Anies menyambangi kediaman tokoh nasional, ekonomm senior sekaligus pakar lingkungan hidup Prof. Emil Salim di kawasan Patra Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu malam, 28 Januari 2024. Anies didampingi Co-Captain Timnas AMIN Sudirman Said.
Anies menyampaikan bahwa diskusi dengan Prof. Emil bernuansa intelektualitas dan berjalan dua arah. Selain itu, Prof. Emil memberikan beberapa pesan kepada Anies jika diberikan mandat rakyat untuk memimpin negeri ini.
"[Dialog dengan Prof. Emil Salim] sangat kaya dengan nuansa intelektualitas. Dialog [berjalan] dua arah dan ada beberapa pesan dari Pak Emil. Ini akan menjadi pesan yang akan saya bawa ke depan," kata Anies usai berdialog dengan Prof. Emil Salim, Minggu malam, 28 Januari 2024.
Pertama, Prof. Emil memberikan pesan kepada Anies untuk menyelesaikan ketimpangan yang masih terjadi hingga saat ini. Mulai dari titik-titik yang dinilai masih tertinggal selama ini. Kemudian ketimpangan indeks pembangunan manusia (IPM) khususnya Jawa dan luar Jawa serta ketimpangan pembangunan Jawa dan luar Jawa.
Dalam visi dan misinya, untuk mengatasi ketimpangan ini, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) berkomitmen untuk membangun 40 kota di seluruh wilayah Indonesia agar naik kelas menjadi setara dengan Jakarta. Juga visi dalam peningkatan kualitas manusia baik dari sisi pendidikan, kesehatan, dan lingkungan.
Kedua, topik tentang bonus demografi (usia produktif 15-64 tahun lebih besar dibandingkan usia nonproduktif di atas 65 tahun). Indonesia masuk lima besar populasi terbesar dunia, sekitar 278 juta jiwa.
Sensus penduduk tahun 2020 menunjukkan jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) mencapai 191 juta jiwa atau 70,7 persen dari total penduduk, yang disebut sebagai bonus demografi. Akan tetapi, bonus demografi akan menjadi keuntungan jika kita berhasil mewujudkan generasi muda terdidik dan berkualitas. Jika tidak, ia akan berubah menjadi “tsunami demografi”.
Ketiga, tentang peningkatan skor Program for International Student Assessment (PISA). Skor PISA tahun 2018 menunjukkan penurunan skor di semua area, yaitu membaca, matematika, dan sains.
Dalam peringkat Global Talent Competitiveness Index 2022, Indonesia berada di urutan ke-82 dari 133 negara di dunia, di bawah negara tetangga Asean lainnya. Oleh sebab itu, AMIN berkomitmen agar Indonesia investasi serius untuk menaikkan kualitas dan akses pendidikan.
Keempat, diskusi tentang penanganan krisis iklim dan ekologi. Misi ke-3 AMIN adalah 'Mewujudkan Keadilan Ekologis Berkelanjutan untuk Generasi Mendatang'. Kelima, diskusi tentang pemanfaatan teknologi ke depan untuk menyelesaikan berbagai persoalan bangsa.
Keenam, strategi mewujudkan Indonesia yang mayoritas berpenduduk muslim menjadi masyarakat yang maju. Ketujuh, seluruh elemen bangsa untuk berkomitmen mewujudkan pemilu yang demokratis, jujur, dan adil serta menjunjung tinggi etika dalam berpolitik.
Sudirman Said, Executive Co-captain Timnas AMIN berharap agar pertemuan ini dapat mendorong semangat seluruh komponen bangsa dalam mewujudkan pesta demokrasi yang beretika, demokratis, jujur dan adil serta bermartabat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: