Khasanah Ramadan (22): Malam Kemuliaan

Khasanah Ramadan (22): Malam Kemuliaan

Islam hadir dengan ajaran Rabb Yang Maha Sempurna. Termasuk memberikan sesi “jeda” untuk berintrospeksi melalui mekanisme puasa Ramadan. --

Hidup manusia tidak imun dari intervensi Tuhan dan Ramadan memberikan lembar “sajadah” untuk meningkatkan derajat insani. 


Selama Ramadan khususnya 10 malam terakhir, setiap muslim menjemput malam kemuliaan. Malam-malam yang disyukuri dengan berkontemplasi bagi hari esok yang gemilang. --

Pada lingkup itulah Allah SWT tidak membiarkan Ramadan tanpa ornamen yang mengesankan dalam menarik hati hamba-hambanya yang beriman.

Puasa adalah periodesasi istimewa yang hanya diperuntukkan bagi orang-orang beriman dan atas itulah Tuhan menyediakan bonus yang supermewah berupa malam Lailatulqadar. 

Tadarus Al-Qur’an semoga sudah sampai pada Surat Al-Qodr, ayat 1-5 yang sudah biasa dingajikan: “Innaaa anzalnaahu fil lailatil-qodr, wa maa adrooka maa lailatul-qodr, lailatul-qodri khorum min alfi syahr, tanazzalul-malaa’ikatu war-ruuhu fiihaa bi’izni robbihim, ming kulli amr, salaamun hiya hatta mathla’il-fajr”. 

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur’an pada malam Qadar dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan, pada malam itu turun para malaikat dan Roh Jibril dengan izin Tuhannya, sejahteralah malam itu sampai terbit fajar”.

Subhanallah. Orang-orang beriman berkesempatan meraih kemuliaan yang lebih utama dari seri bulan (83-84 tahun). Apabila angka itu dikalkulasikan dengan jumlah usia masing-masing orang, maka terdapat beratus-ratus tahun umur hambanya yang ”merayakan malam Lailatulqadar”. 

Inilah tonggak optimisme  untuk mendapatkan “kemuliaan hidup” pada setiap sesi Ramadan. Kini saya menyaksi betapa orang-orang beriman tengah memenuhi “halaman tauhidnya” menjemput malam kemuliaan. Malam-malam yang disyukuri dengan berkontemplasi bagi hari esok yang gemilang. 

Kalaulah hal ini yang terus diinternalisasi dalam setiap malamnya, sejatinya orang-orang beriman tidak akan pernah kehabisan berkah malam seribu bulan karena malam itu telah dipatrinya pada jiwa terdalamnya.

Jiwakanlah malam Qadar itu hingga kita semua dalam mengarungi hari esok senantiasa berenergi kemuliaan atasnya. (*).

Oleh Suparto Wijoyo: Wakil Direktur III Sekolah Pascasarjana Unair dan Ketua Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup-SDA MUI Jatim

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: