Pemahaman Budaya untuk Penguatan Kesehatan Ibu dan Anak (3-Habis): Pola Pengasuhan Anak

Pemahaman Budaya untuk Penguatan Kesehatan Ibu dan Anak (3-Habis): Pola Pengasuhan Anak

ILUSTRASI pemahaman budaya dapat memengaruhi pola asuh anak.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Berbagai faktor yang berasal dari luar bisa mengubah perilaku dan kebudayaan masyarakat. Sosialisasi dari tenaga kesehatan, tenaga gizi, penyuluh, pamong desa, tokoh masyarakat, dan lain-lain merupakan hal yang bisa memengaruhi perilaku yang kurang baik untuk mengubahnya menjadi baik. 

Peran agen perubahan kebudayaan sangat diperlukan untuk mengubah perilaku dan kepercayaan yang berakar pada tradisi. Keberadaan posyandu di desa sangat berperan sentral untuk hal ini. Mengubah budaya memerlukan waktu yang panjang sehingga semua agen perubahan budaya harus bertindak dengan sabar dan terus-menerus.

Selama ini pendekatan budaya untuk menangani masalah-masalah kesehatan secara umum masih minim dilakukan. Pada umumnya pendekatan yang dilakukan untuk menangani hal tersebut adalah pendekatan medis yang ditangani tenaga medis pula. 

Pendekatan medis pada umumnya hanya melihat persoalan kesehatan secara pragmatis. Padahal, sebagaimana diuraikan dalam tulisan pertama, masalah kesehatan sebenarnya merupakan problem budaya yang penanganannya memerlukan waktu yang panjang karena menyangkut perilaku manusia. 

Sudah saatnya para ahli dan praktisi kebudayaan dilibatkan secara intensif dalam menangani berbagai problematika kesehatan di negeri ini, terutama kesehatan ibu dan anak. 

Ibu dan anak adalah penentu utama keberlanjutan bangsa ini yang tentu saja harus dikelola dengan sebaik-baiknya. (*)

 


Purnawan Basundoro, dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga.-Humas Unair-

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: