Mahasiswa Unair Bagikan Suka Duka Menempuh PPDS: Bekerja 12 Jam Sehari Untuk Keselamatan Pasien

HARIAN DISWAY - Kasus depresi yang merebak di kalangan mahasiswa peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) mengemuka baru-baru ini.

Hal tersebut terungkap melalui survey Kemenkes yang hasilnya 22,4 persen mahasiswa peserta PPDS mengalami depresi dengan tingkatan yang bervariasi.

Salah seorang mahasiswi PPDS Unair  membagikan pengalaman selama menjalani PPDS. 

Ia berinisial RA  dan saat ini sedang melakukan praktik atau tugas PPDS nya di RSUD R. T. Notopuro Sidoarjo. 

Selama praktik menjadi mahasiswa PPDS di RSUD R. T. Notopuro Sidoarjo, RA mengungkapkan bahwa selain praktik anestesi, ia juga masih mendapatkan tugas karena berstatus mahasiswa. 

BACA JUGA:Data Kemenkes: 22,4 Persen Calon Dokter Spesialis Alami Depresi, Paling Banyak Dari Spesialis Anak

“Jadi selain praktik anestesi saya juga tetap belajar ilmu dan teori. Karena statusnya pelajar, saya juga dapat tugas dari teori-teori yang saya pelajari,” ungkap RA dalam sebuah wawancaranya dengan Harian Disway. 

RA bisa menghabiskan waktu di stase ruang operasi dari jam 7 pagi hingga 5 sore dan bisa mendapatkan panggilan lagi saat malam dari ruang operasi IGD. 

Ruangan milik RA tempat ia melakukan praktik ppdsnya-Chiara Athifah-

Di stase lain seperti ICU, RA mengatakan jam jaganya bisa berlangsung dari jam 6 pagi hingga jam 6 sore selama 6 hari.

BACA JUGA:Banyak PPDS Alami Depresi, Jam Kerja Jadi Salah Satu Pemicunya

Selama jam kerja tersebut, para PPDS tidak hanya diam tetapi selalu bergerak untuk keselamatan pasien-pasiennya. 

Seperti yang diungkapkan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) beberapa waktu lalu, bahwa salah satu pemicu depresi dari PPDS adalah jam kerja.

RA juga setuju bahwa jam kerja dari PPDS dapat memicu depresi karena terlalu kelelahan ditambah dengan adanya penugasan dari kampus.

Sumber: