Lansia Bekerja, Strategi Organisasi atau Peduli?
ILUSTRASI lansia bekerja. Ada dua kemungkinan. Organisasi itu memang peduli atau hanya strategi.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Bagaimana jika itu diterapkan di banyak perusahaan di Indonesia? Apakah memungkinkan untuk diwujudkan? Hal tersebut mungkin akan menjadi tantangan bagi divisi SDM ataupun human capital karena mereka harus memberikan perlakuan yang khusus kepada para lansia tersebut.
Dengan kondisi fisik dan psikologis yang sudah mengalami perubahan antara pekerja produktif dan lansia, tentu saja hal itu tidak dapat dianggap remeh tanpa perencanaan yang matang dari mereka.
Memikirkan payung hukum ketenagakerjaan, efek psikologis, dan kesehatan bagi lansia itu sendiri serta beragamnya sudut pandang masyarakat Indonesia yang masih mempertimbangkan unsur agama, kepatutan dalam sopan santun, sensitifitas yang tinggi, dan adat ketimuran lain yang memengaruhi bagaimana cara bersikap terhadap orang yang lebih tua.
Jangan sampai nanti ada masyarakat yang ujung-ujungnya tidak tega saat melihat ada lansia yang dipekerjakan. Apalagi, untuk masyarakat yang sudut pandangnya masih konvensional.
Namun, pada dasarnya siapa orang yang tidak ingin melakukan aktualisasi diri dan berdaya guna? Dengan tetap aktif dan dapat menghasilkan sesuatu di usia tua, manusia akan dapat merasa lebih bermakna, lebih sehat, dan memperlambat penurunan kognitif.
Sampai usia berapa pun, seorang manusia berhak untuk tetap aktif karena sejatinya dunia adalah tempat berlaga bagi manusia untuk mengukir prestasi dalam kehidupan. (*)
Meutia Ananda, founder Asisya Consulting Biro Psikologi, psikolog RS PHC Surabaya, kandidat doktor di program S-3 PSDM Universitas Airlangga.-Dok Pribadi-
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: