Ratjoen CC Gelar Syukuran Setelah Anggotanya Rebut Kembali Juara Bromo KOM Kategori 60+
Ratjoen CC ketika menggelar syukuran usai Soetanto Tanojo merebut kembali juara Bromo KOM X kategori 60+--
MALANG, HARIAN DISWAY - Kalau ada istilah usia hanya deretan angka, mungkin itu tepat untuk menggambarkan bagaimana kompetitifnya para cyclist "lansia" yang mengikuti event bersepeda menanjak, Bromo KOM.
Di event Bromo KOM memang ada kategori usia 60+ untuk cyclist laki-laki. Mereka yang mengikuti kelas itu cukup banyak.
Ketegori ini juga kompetitif. Buktinya semangat untuk saling mengalahkan dan berebut juara pun terjadi di kelas ini.
Adalah Soetanto Tanojo dan Julak Yayan yang selama lima tahun belakangan cukup sengit bertarung dalam perebutan juara.
Sampai-sampai Ratjoen CC -komunitas sepeda Soetanto Tanojo- begitu bahagianya ketika anggotanya berhasil merebut kembali juara Antangin Bromo KOM X 2024 kategori 60+. Mereka langsung menggelar syukuran setelah Bromo KOM tuntas digelar, Sabtu sore 17 Mei 2024.
Sudah dua tahun ini Soetanto Tanojo memang selalu gagal mengalahkan dominasi cyclist asal Balikpapan, Julak Yayan.
Menariknya, Soetanto dan Julak Yayan sebenarnya usianya sama: 64 tahun. Mereka hanya beda bulan kelahiran. Soetanto lahir 5 Juli 1960. Sedangkan Julak Yayan lebih muda, 6 Agustus 1960.
Begitu Soetanto Tanojo berhasil mengalahkan Julak Yayan, Ratjoen CC pun langsung menggelar syukuran. Syukuran itu digelar di rumah Irawan Zakaria, founder Ratjoen CC.
"Saya gak tahu apa-apa, tiba-tiba pas ke rumah Pak Kom (panggilan Irawan Zakaria) kok sudah ada tumpeng," kata Soetanto.
Syukuran itu menandai kembalinya Soetanto Tanojo menjadi jawara di kelas Men Age 60+. Kelas yang paling senior di Bromo KOM.
Irawan Zakaria menyebut keberhasilan Soetanto Tanojo memotivasi cyclist yang lebih muda untuk terus berlatih. "Kalau yang tua saja bisa mewujudkan mimpinya kembali, ya muda harus lebih bisa dong," ujar Pak Kom.
BACA JUGA:Brompton Ngalam Squad Promosi Gaya Hidup Sehat dengan Bersepeda
Soetanto sebenarnya cukup kompetitif bertarung di Bromo KOM sejak 2018. Namun sejak ada nama cyclist asal Balikpapan, Julak Yayan naik kelas, dari 55-59 ke 60+, Soetanto seolah sulit merebut juara di kategori usia tersebut.
Dari data Bromo KOM sejak 2018, Soetanto hanya sekali tak bisa podium. Yakni di Bromo KOM 2018. Ketika itu Soetanto yang turun di kelas 51+ (kelas paling senior saat itu) hanya berhasil finis di posisi keempat. Kalah bersaing dengan Julak Yayan, Hartadi, dan Guntur Priyambodo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: