Atasi Karhutla Kepala BMKG Dorong Penggunaan OMC di Indonesia

Atasi Karhutla Kepala BMKG Dorong Penggunaan OMC di Indonesia

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati adan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dorong penggunaan cuaca buatan atau Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk mengatasi karhutla di Indonesia. --Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika

HARIAN DISWAY - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dorong penggunaan cuaca buatan atau Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk mengatasi karhutla di Indonesia.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkapkan bahwa pada HMKG ke-77 terjadi perubahan pandangan masyarakat pada penggunaan OMC menandakan bahwa hal tersebut tersebut berhasil untuk dilakukan.

Dalam Perpres No. 12 Tahun 2024 dijelaskan bahwa penciptaan deputi modifikasi cuaca yang diamanatkan kepada BMKG memiliki tujuan utama yakni sebagai penyelenggara koordinasi, perumusan, pelaksanaan kebijakan umum, dan teknis di bidang modifikasi cuaca.

BACA JUGA: Kepala BMKG Dorong Penggunaan Modifikasi Cuaca Untuk Atasi Karhutla di Indonesia

“Hadirnya kedeputian ini lebih memfokuskan kepada OMC dimasa yang akan datang,” jelas Dwikorita. Ia mengungkapkan penggunaan OMC telah dilakukan sejak 2015. Untuk mitigasi bencana dan tidak hanya untuk karhutla.

Penggunaan OMC sendiri dilakukan dengan mengisi kubah air di lahan gambut untuk mencegah potensi kebakaran yang akan terjadi. “Caranya adalah dengan melakukan pengisian pada kubah air gambut," katanya.

"Menurut data dari Pemantau Air Lahan Gambut (SIPALAGA) dijelaskan bahwa ketinggian air pada tanah gambut tidak boleh berada dibawah 40 cm yang menandakan status rawan kebakaran,” terangnya.

BACA JUGA: Udara Dingin di Musim Kemarau, Begini Penjelasan BMKG!

Kepala BMKG itu melanjutkan bahwa penggunaan OMC ini lebih efektif pada musim transisi untuk menangani terjadinya Karhutla dibandingkan dengan upaya water bombing dan terrestrial.

Ia menambahkan bahwa saat ini pemerintah lebih memberikan fokus terhadap OMC untuk melakukan penanganan terhadap kebakaran hutan di di Sumatra dan Kalimantan.

Ditegaskannya, penggunaan OMC akan lebih efektif ketika sebelum terjadinya karhutla. Hal itu dikarenakan jika karhutla atau musim kemarau telah terjadi maka penggunaan OMC ini akan mengalami kesulitan karena tidak adanya awan di sekitar.

BACA JUGA: Kepala BMKG Resmikan Tower Pemantau Gas Rumah Kaca di Jambi, Upaya Untuk Mitigasi Pemanasan Global

Hal itu juga membuat hujan yang terjadi pada musim transisi diharapkan dapat disimpan dalam kubah gambut sehingga ketika terjadi karhutla atau kemarau maka cadangan air akan bisa digunakan oleh tim Manggala yang bekerja secara terrestrial.(Ahmad Hanif Musthafa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: