Pasukan Ukraina Ledakkan Jembatan Kedua di Kursk, Presiden Zelensky Sebut Posisi Tentaranya Semakin Kuat
Tangkapan Layar pada Sebuah Video yang menunjukan Ukraina membombardir jembatan kedua di sekitar wilayah Kursk, Rusia--
HARIAN DISWAY - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, menyatakan bahwa Ukraina ‘semakin kuat’ di Kursk.
Hal tersebut menyusul laporan bahwa Pasukan Ukraina meledakkan jembatan kedua di wilayah provinsi perbatasan Rusia-Ukraina tersebut pada hari Minggu, 18 Agustus 2024 sebagai bagian dari serangan balasan Ukraina ke dalam wilayah Russia yang dimulai pada awal pekan kedua Agustus.
Sebelumnya, pasukan Ukraina juga dilaporkan telah meledakkan sebuah jembatan yang di Distrik Glushkovsky yang melintasi sungai Seym pada Jumat, 16 Agustus 2024.
Pihak militer Ukraina menyebut bahwa penghancuran dua jembatan ini akan melemahkan suplai logistik militer Moskow.
Serangan lintas perbatasan Ukraina di Kursk, yang dimulai minggu lalu tujuannya adalah untuk mengganggu dan menghambat gerak maju pasukan Rusia di yang ingin segera menguasai wilayah Donbas di perbatasan timur Ukraina.
Misi dari serangan kursk termasuk meningkatkan moral pasukan Ukraina dan menguras sumber daya Rusia. Kyiv juga berharap serangan ini akan mendorong negosiasi yang lebih adil.
Menurut Zelensky pada pidato terbarunya, pijakan Ukraina di Kursk semakin kuat dan mereka sedang memperkuat posisinya. Pada hari Minggu, pasukan Ukraina menghancurkan jembatan kedua di atas Sungai Seym di wilayah Kursk dengan ‘serangan udara presisi’, yang dirancang untuk mengganggu kemampuan logistik Rusia.
BACA JUGA:Serangan Mendadak Ukraina ke Rusia Selatan Membalikkan Keadaan Perang
Komandan Angkatan Udara Ukraina, Mykolaiv Oleshchuk, mengatakan "Serangan udara presisi ini terus-menerus melemahkan kemampuan logistik musuh, yang secara signifikan mempengaruhi jalannya operasi tempur,” dalam sebuah unggahan video di media sosial yang menunjukkan gumpalan asap menyelimuti sebagian anjungan.
Dua hari setelah Ukraina menghancurkan jembatan di Sungai Seym, pasukan Kyiv dilaporkan makin mendekati wilayah Rusia. Rusia menuduh Ukraina menggunakan roket HIMARS buatan AS dalam serangan tersebut.
Dilansir dari CNN, kelompok pemantau Ukraina, Deep State mengklaim pasukan mereka telah berhasil merebut beberapa desa di wilayah Kursk, termasuk Sudzha dan mendirikan markas militer disana. Bahkan, Ukraina mengklaim telah menguasai lebih dari 1.000 km² wilayah Rusia. Ukraina juga merilis video yang menunjukkan sistem penyembur api "Sivalka" mereka sedang beraksi di garis depan.
Di sisi lain, Rusia mendesak penduduk di wilayah yang terkena dampak pertempuran untuk mengungsi. Situasi di Korenevsky, salah satu distrik di Kursk, masih sangat genting, dan otoritas lokal mengimbau warga untuk menunda kepulangan mereka hingga situasi aman.
BACA JUGA:Ribuan Warga Kursk Diungsikan Imbas Serangan Militer Ukraina
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: cnn internasional