Jembatan Sungai Seym di Kursk, Rusia Hancur Oleh Serangan HIMARS, Satu Relawan Evakuasi Warga Sipil Tewas

Jembatan Sungai Seym di Kursk, Rusia Hancur Oleh Serangan HIMARS, Satu Relawan Evakuasi Warga Sipil Tewas

Foto yang diambil pada 16 Agustus 2024, selama tur media yang diselenggarakan oleh Ukraina, menunjukkan patung pendiri Uni Soviet Vladimir Lenin yang rusak di kota Sudzha, wilayah Kursk, yang dikuasai Ukraina, di tengah invasi Rusia ke Ukraina. Kyiv menga--AFP via Getty Images

HARIAN DISWAY - Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan bahwa Ukraina telah menggunakan roket untuk menghancurkan jembatan di atas Sungai Seym di wilayah Kursk, perbatasan Rusia-Ukraina.

Roket berdaya ledak tinggi itu diduga diluncurkan dari plaftorm artileri High Mobility Artillery Rocket System M142 (HIMARS) buatan AS. 

Serangan tersebut dilaporkan telah n mengakibatkan tewasnya relawan yang sedang mengevakuasi warga sipil. 

Pada Jumat malam, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, melalui aplikasi Telegram mengatakan “Untuk pertama kalinya, wilayah Kursk diserang peluncur roket buatan Barat, kemungkinan HIMARS AS.”

“Akibat serangan di atas jembatan Sungai Seym di distrik Glushkovo, jembatan tersebut hancur total, dan para relawan yang membantu mengevakuasi warga sipil tewas.” tambahnya.

Rusia menyatakan bahwa sejauh ini mereka telah mengevakuasi 200.000 orang dari wilayah perbatasan.

BACA JUGA:Serangan Teroris di Moscow, Terburuk dalam Dua Dekade di Rusia, Putin Janji Balas Dendam

Sementara itu, Kepala Angkatan Darat Ukraina, Oleksandr Syrskyi, melaporkan bahwa pasukan Kyiv telah maju sejauh 1 hingga 3 kilometer di beberapa daerah di wilayah Kursk, sejak serangan terhadap Rusia dimulai 11 hari lalu.

Kyiv mengklaim telah menguasai 82 permukiman di area seluas 1.150 kilometer persegi sejak 6 Agustus.

Rusia menuduh Negara Barat mendukung dan mendorong serangan darat Ukraina di wilayah Rusia, menyebutnya sebagai "invasi teroris" Kyiv tidak akan mengubah jalannya perang. 

Ajudan Kremlin, Nikolai Patrushev, pada hari Jumat juga turut mengklaim bahwa aliansi militer NATO yang dipimpin oleh AS, bersama dengan "dinas khusus Barat," terlibat langsung dalam perencanaan serangan Ukraina di wilayah Kursk, Rusia. 

Sementara itu, AS melakukan pembelaan dengan menyatakan bahwa mereka tidak menerima pemberitahuan sebelumnya mengenai serangan tersebut. Hal ini dilansir dari pemberitaan AFP.

BACA JUGA:NATO Ulur Status Ukraina


Foto yang diambil pada tanggal 12 Maret 2018 menunjukkan kompleks Kremlin (Belakang) dan jembatan Bolshoy Kamenny yang melintasi sungai Moskva di Moskow. --AFP via Getty Images

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: afp