NATO Ulur Status Ukraina

NATO Ulur Status Ukraina

SAMBUTAN MERIAH untuk Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kiri) dari para pemimpin NATO, di antaranya Presiden AS Joe Biden (kanan) dan PM Inggris Rishi Sunak (tengah).-Doug Mills / POOL / AFP-

HARIAN DISWAY - Rusia masih disegani. Buktinya, Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) masih enggan menerima Ukraina menjadi anggota. Setidaknya, dalam waktu dekat.

Jalur cepat keanggotaan Ukraina terpaksa ditolak. NATO terikat Pasal 5 yang berbunyi "serangan terhadap satu orang adalah serangan terhadap semua". Artinya, begitu Kyiv bergabung NATO, otomatis para negara anggota terseret konflik langsung dengan Moskow.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pun sempat ngambek. Ia menilai keputusan para pemimpin NATO itu tak masuk akal. Harapannya sudah telanjur besar. "Ketidakpastian adalah kelemahan," katanya saat puncak KTT NATO di Vilnius, Lithuania, Rabu, 12 Juli 2023.

Tetapi, Zelenskyy baru bisa sedikit tersenyum setelah kekecewaannya dibarter dengan sejumlah hal. Pertama, dengan dibentuknya Dewan NATO-Ukraina. Yakni sebuah badan pengambil keputusan dengan wewenang lebih besar ketimbang Komisi NATO-Ukraina sebelumnya. 

BACA JUGA:Presiden Turkiye, Erdogan Buka Jalan untuk Swedia Gabung NATO, Asal..

BACA JUGA:Intelijen Ukraina: Putin Perintahkan Bunuh Bos Wagner Yevgeny Prigozhin

Ini memungkinkan menjadi wadah bagi Ukraina untuk berkonsultasi dengan negara anggota NATO. Termasuk menerima bantuan senjata dari negara-negara anggota.

Yang kedua, datang dari pernyataan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg. Inilah yang agaknya membuat Zelenskyy akhirnya tampak lebih lunak. Bahwa Ukraina dipastikan akan menjadi anggota NATO kelak. 

Bahkan NATO memberi kelonggaran persyaratan. Yakni tidak perlu memenuhi seluruh kualifikasi dari Rencana Aksi Keanggotaan. "Hari ini, kita bertemu sebagai mitra yang setara. Saya menantikan hari di mana kita bertemu sebagai sekutu," kata Stoltenberg. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: