Joe Biden dan Erdogan Bahas Rencana Swedia Gabung NATO
empat mata Biden dan Erdogan dalam pembahasan bergabungnya Swedia ke NATO pada acara NATO Summit 2023 di Vilinius, Lituania-LPP RRI-LPP RRI
HARIAN DISWAY - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan ngobrol lewat telepon, Minggu 9 Juli 2023. Pembicaraan itu terjadi jelang pembukaan KTT NATO yang digela hari ini, 11 Juli 2023.
Gedung Putih mengungkapkan bahwa Biden menyampaikan keinginannya untuk menyambut Swedia sebagai anggota NATO sesegera mungkin. Selain itu, mereka juga membahas kemungkinan penyediaan jet tempur F-16 kepada Turkiye.
Kantor kepresidenan Turkiye menyatakan bahwa Erdogan memberi tahu Biden bahwa Stockholm (Swedia) telah mengambil langkah-langkah yang benar dengan merevisi undang-undang antiterorismenya. Namun, Erdogan juga mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap langkah Swedia dalam menghadapi milisi separatis Kurdi.
Sebelumnya, Turkiye enggan menyetujui Swedia masuk ke NATO karena musuh-musuh politiknya dilindungi negara itu. Padahal, mereka dianggap teroris oleh Turkiye.
Washington dan Ankara mengumumkan bahwa Biden dan Erdogan berencana untuk bertemu langsung di ibu kota Lituania, Vilnius, tempat diselenggarakannya KTT NATO. Perhatian akan difokuskan pada upaya Swedia untuk menjadi anggota NATO.
Swedia baru mengajukan diri bergabung ke NATO karena berbagai alasan. Pertama, Kebijakan Non-Blok: Swedia telah mengadopsi kebijakan itu sejak Perang Dunia II. Swedia tidak bersekutu dengan blok militer manapun, termasuk NATO. Kebijakan ini merupakan bagian dari tradisi netralitas yang dipegang oleh Swedia dalam urusan internasional.
BACA JUGA:Presiden Turkiye, Erdogan Buka Jalan untuk Swedia Gabung NATO, Asal..
BACA JUGA:Vladimir Putin Kecam Pembakaran Al Quran di Rusia: Di Negara Kami, ini Adalah Kejahatan
Kedua, Pendapat Publik: Keputusan untuk bergabung dengan NATO harus didasarkan pada dukungan yang luas dari masyarakat Swedia. Selama ini, ada perpecahan pendapat di kalangan publik Swedia tentang keanggotaan NATO. Beberapa kelompok pendukung merasa bahwa bergabung dengan NATO akan meningkatkan keamanan Swedia, sementara yang lain merasa bahwa netralitas merupakan prinsip yang harus dipertahankan.
Ketiga, Keamanan Regional: Swedia memiliki kebijakan pertahanan yang kuat dan telah mengembangkan kerjasama keamanan regional dengan negara-negara Nordik dan Baltik melalui inisiatif seperti Kerjasama Pertahanan Nordik (NORDEFCO) dan Inisiatif Keamanan Utara (NSI). Hal ini memungkinkan Swedia untuk memiliki kerjasama keamanan yang erat tanpa harus menjadi anggota NATO.
Keempat, hubungan dengan Rusia: Swedia berbagi perbatasan dengan Rusia di wilayah Baltik. Mengingat hubungan yang rumit antara NATO dan Rusia, keputusan Swedia untuk bergabung dengan NATO dapat memengaruhi dinamika keamanan regional dan mempengaruhi hubungan dengan Rusia.
Saat situasi di Eropa tidak kondusif, Swedia akhirnya megubah sikap netralnya. Mereka mengajukan diri untuk bergabung dengan alasan keamanan. Swedia tentu tak mau menjadi Ukraina berikutnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: nhkworld-japan