Presiden Turkiye, Erdogan Buka Jalan untuk Swedia Gabung NATO, Asal..

Presiden Turkiye, Erdogan Buka Jalan  untuk Swedia Gabung NATO, Asal..

Presiden Turki Erdogan dan perdana menteri Swedia Ulf Kristersson berjabat tangan di samping Sekjen NATO Jens Stoltenberg.-gettyimages.com-gettyimages.com

HARIAN DISWAY - Presiden Turkiye, Erdogan bakal menyetujui  tawaran Swedia yang ingin bergabung dengan aliansi militer NATO. Syaratnya, Turkiye harus diterima di Uni Eropa.

"Pertama, bukalah jalan menuju keanggotaan Turkiye di Uni Eropa, dan kemudian kami akan membukanya untuk Swedia, seperti halnya kami telah membukanya untuk Finlandia," kata Erdogan sebelum berangkat ke KTT NATO di Lituania.

Lamaran Turki untuk masuk ke Uni Eropa telah dibekukan selama bertahun-tahun setelah pembicaraan keanggotaan diluncurkan pada tahun 2005. Hubungan antara Turki dan anggota Uni Eropa memburuk dalam beberapa tahun terakhir, terutama setelah upaya kudeta yang gagal di Turki pada tahun 2016.

Kini, hubungan keduanya telah membaik akibat ketergantungan Uni Eropa pada bantuan Ankara, khususnya dalam hal masalah migrasi. Erdogan menyatakan bahwa Uni Eropa harus membuka jalan bagi aksesi Turkiye, sebelum parlemen Turkiye menyetujui tawaran Swedia untuk bergabung ke NATO.

Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, dalam konferensi pers menyambut baik keputusan itu. Ia menyebutnya sebagai langkah bersejarah. Ia menyatakan bahwa persetujuan Erdogan merupakan restu untuk protokol aksesi Swedia ke Majelis Internasional agar dapat bergabung dengan NATO. "Ini adalah hari yang baik bagi Swedia, sebuah langkah yang besar," ujarnya.

BACA JUGA: Menanti Hasil Pilpres Turkiye dan 20 Tahun Perjalanan Erdogan

BACA JUGA:Usai Gempa Susulan Turkiye-Suriah, Korban Tewas Jadi 51.000 Orang

Diketahui bahwa Swedia dan Finlandia telah mengajukan permohonan keanggotaan NATO pada tahun sebelumnya. Namun, kebijakan non-blok yang dipegang oleh kedua negara tersebut selama beberapa dekade telah menciptakan ketegangan yang semakin meningkat sebagai respons terhadap invasi Rusia ke Ukraina.

Finlandia dikabarkan telah mendapatkan persetujuan pada bulan April untuk bergabung dengan NATO, namun pada saat itu Swedia masih menjadi pertimbangan bagi Turkiye dan Hongaria.

Sebelumnya, Erdogan telah menahan diri selama berbulan-bulan untuk memberikan pernyataan terkait aksesi Swedia, dengan alasan bahwa hal itu tergantung pada implementasi kesepakatan yang dicapai pada KTT aliansi di Madrid tahun lalu. Namun, tidak ada yang mengharapkan kompromi dari Turkiye setelah itu.

Erdogan menjelaskan bahwa keengganan Turkiye terkait aksesi Swedia disebabkan oleh kurangnya tindakan yang diambil oleh Swedia terhadap orang-orang yang dianggap sebagai teroris oleh Turkiye, terutama anggota Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang merupakan organisasi terlarang dan dianggap sebagai kelompok teroris oleh Turkiye, Uni Eropa, dan Amerika Serikat. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: the japan news