Kasus Rudapaksa Moumita Belum Reda, India Diguncang Pencabulan Dua Murid TK
Pengadilan tinggi Bombay telah mengambil tindakan atas pelecehan seksual di sekolah Badlapur dan akan menyidangkan kasus ini hari ini.--Hindustan Times
HARIAN DISWAY – Dua murid taman kanak-kanak (TK) di Badlapur, mengalami pelecehan seksual di toilet sekolah mereka. Insiden tersebut diduga dilakukan oleh seorang tukang sapu sekolah yang berusia 23 tahun, Akshay Shinde yang dilaporkan baru bekerja awal bulan ini (1 Agustus 2024) dengan sistem kontrak.
Hal ini tentu menyebabkan para orang tua dan warga marah. Mereka sontak melakukan protes di luar sekolah pada hari Selasa (20 Agustus). Kerumunan massa tiba-tiba bergabung antara pukul 9.30 pagi dan 10 pagi yang memperparah situasi karena kurangnya jumlah polisi yang dikerahkan.
Kerusuhan berubah menjadi kekerasan dengan pelemparan batu dan perusakan sekolah. Polisi Maharashtra menangkap lebih dari 40 orang dan mendaftarkan FIR (Laporan Informasi Pertama/First Information Report) terhadap 300 orang setelah protes besar-besaran tersebut.
Sementara warga menuntut hukuman mati bagi terdakwa yang telah ditangkap minggu lalu, pengadilan tinggi Bombay juga telah mengambil tindakan suo motu terhadap kasus ini. Sidangnya akan berlangsung hari ini (Kamis, 22 Agustus) oleh hakim divisi yang terdiri dari Hakim Revati Mohite Dere dan Hakim Prithviraj Chavan.
BACA JUGA:Tiap Jam, Tiga Wanita India Diperkosa
Insiden ini pertama kali terungkap ketika salah satu anak perempuan yang mengeluh sakit di bagian pribadinya. Dia kemudian mengatakan kepada orang tuanya bahwa terdakwa menyentuhnya ketika dia pergi ke toilet.
Orang tua dari anak tersebut kemudian berbicara kepada wali murid yang lain dan menyadari bahwa ada anak lain yang takut untuk pergi ke sekolah dan berbagi cerita yang sama. Seorang dokter setempat juga mengkonfirmasi bahwa kedua perempuan tersebut telah mengalami pelecehan seksual.
Keluarga tersebut melaporkan kejadian tersebut kepada polisi pada 16 Agustus, tetapi mereka mengklaim bahwa FIR baru diajukan 12 jam kemudian, sekitar pukul 9 malam hari itu.
Menurut laporan dari India Today yang dikutip FIR, insiden pencabulan tersebut terjadi antara pukul 9 pagi dan 12 siang pada Selasa lalu (13 Agustus). Pengaduan tersebut menerangkan bahwa korban tampak ketakutan dan mengatakan kepada orang tuanya bahwa seorang laki-laki yang lebih tua di sekolah, yang ia sebut sebagai “dada” (bahasa Marathi untuk kakak laki-laki), telah melepaskan pakaiannya dan menyentuhnya secara tidak pantas.
BACA JUGA:Tragedi di Kolkata: Dokter Magang Tewas Diduga Diperkosa, India Bergejolak
Protes mengenai kasus ini juga meluas hingga stasiun kereta api Badlapur di distrik Thane tersebut terganggu. Mengutip dari Hindustan Times, aksi protes menyebabkan pengalihan 12 kereta ekspres pos dan pembatalan sebagian dari 30 kereta lokal.
Polisi Thane telah mengerahkan pasukan besar, bahkan ketika komisaris Polisi Kereta Api Pemerintah, Ravindra Shisve, mencoba menenangkan kerumunan massa dengan meyakinkan para pemrotes bahwa tindakan tegas akan diambil terhadap terdakwa.
Namun, para pengunjuk rasa tetap menolak untuk mengalah dan melanjutkan blokade rel kereta api. Polisi akhirnya menembakkan gas air mata dan lemparan batu ke arah kerumunan massa yang berkumpul di luar sekolah dan di stasiun yang mengakibatkan para pengunjuk rasa semakin marah dan melakukan aksi lempar batu.
BACA JUGA:Giiran Ribuan Warga India Turun ke Jalan, Protes Kasus Pemerkosaan dan Pembunuhan Dokter Moumita
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: hindustantimes