Wajah Kebinekaan di Kala Bapak Suci Tiba (3): Berkah Kunjungan Sang Gembala

Wajah Kebinekaan di Kala Bapak Suci Tiba (3): Berkah Kunjungan Sang Gembala

INTERAKSI umat dan penjual suvenir di sekitar Masjid Istiqal Jakarta, 4 September 2024.-Agustinus Fransisco-

Kemudian di sisi lain, Peter, seorang penjual kalung salib dari Nusa Tenggara Timur (NTT), juga tampak sibuk melayani pembeli. Di antara keramaian umat, Peter dengan ramah menyapa mereka yang tertarik melihat-lihat kalung salibnya. Di ujung kalung itu tergantung salib kayu. Talinya berwarna hitam. 

"Puji Tuhan bisa laku banyak. Tadi ada yang beli dari Malaysia, dia beli pakai ringgit," ujarnya sambil tersenyum lebar. Lalu, ia mengeluarkan lembaran hijau dari sakunya. Ya, itu adalah uang lima ribu ringgit dari turis Malaysia yang membeli dagangannya. 

Puncak acara kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia adalah saat memimpin Misa Kudus di Gelora Bung Karno. Tercatat, hampir 90.000 umat mengikuti misa bersejarah itu. Mereka datang dari segala penjuru Indonesia. 

Seiring dengan semakin padatnya umat yang datang, Gufron Fakih, seorang pengemudi ojek online, juga merasakan berkah kunjungan Bapa Suci.


UMAT KATOLIK bercakap-cakap dengan penjual suvenir di kawasan Katedral Jakarta, 4 September 2024.-Agustinus Fransisco-

Ia berkata bahwa di lokasi Paus Fransiskus singgah ada banyak orang yang memesan ojek online dengan harga tinggi. "Kalau seperti ini order-an rame banget. Harganya juga melonjak, jadi tinggi. Alhamdulillah juga," ungkap Gufron Fakih, pria asli Jakarta itu. 

Suasana di sekitar GBK terasa semakin meriah seiring dengan semakin banyaknya umat yang berdatangan. Di tengah hiruk-pikuk orang-orang yang bergegas menuju stadion, penjual-penjual souvenir tetap semangat menawarkan dagangannya. Warna-warni bros, pin, dan kalung salib yang mereka jual menambah keceriaan di tengah suasana bersejarah di Ibu Kota. 

Setiap penjual membawa harapan dan doa agar momen kunjungan Paus Fransiskus itu bisa membawa berkah, tidak hanya secara rohani, tetapi juga secara ekonomi. Bagi umat Katolik, ini adalah momen bersejarah yang sangat dinantikan, sebuah kesempatan untuk mendekatkan diri kepada pemimpin spiritual mereka. 

Bagi para penggiat ekonomi seperti Hendrik, Peter, dan Gufron, ini adalah kesempatan untuk mendapatkan rezeki lebih, sambil turut merasakan kebahagiaan yang sama dengan umat yang datang dari berbagai penjuru negeri.

Dengan senyum dan harapan di wajah mereka, para penjual ini menjajakan dagangan mereka, berharap setiap barang yang terjual akan membawa berkah. Di tengah gemuruh seruan Viva Il Papa yang menggema di GBK, kisah mereka menambah warna dalam momen penuh makna tersebut. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: