Pemerintah Berjanji Prioritaskan Kelas Menengah Untuk Cegah Perlambatan Ekonomi
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Ferry Irawan dalam Forum Diskusi Merdeka Barat 9 (FMB9) dengan tema ‘Satu Dekade Membangun Indonesia Maju’, Senin (9/9/2024)--
Padahal Negeri Tirai Bambu itu merupakan tujuan utama ekspor Indonesia dengan porsi sekitar 20 persen.
“Apa yang terjadi di Tiongkok, secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi ekonomi kita, termasuk dalam hal investasi,” jelasnya.
Kemudian pada periode 2017-2019, ketegangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok semakin meningkat, yang juga memberikan tekanan terhadap perekonomian global.
BACA JUGA:Kelas Menengah Menyusut, BPS Sebut Ekonomi Nasional Rentan Guncangan
Puncaknya pada 2020, Pandemi Covid-19 yang menyebabkan pembatasan aktivitas yang berdampak besar pada perekonomian.
Meskipun demikian, Ferry mencatat bahwa perekonomian Indonesia masih mampu tumbuh sekitar 5 persen. “Memang pada 2020-2021 kita sempat mengalami kontraksi ekonomi, tetapi dari kontraksi -0,7 persen kita bisa tumbuh kembali 3,7 persen, dan pada 2022 kembali ke 5,3 persen,” ungkapnya.
Menurut Ferry, pemulihan ekonomi secara cepat ini berkat strategi integrasi kebijakan kuat dan efektif yang dilakukan pemerintah, seperti menjaga pasokan kebutuhan pokok, distribusi pangan hingga peningkatan kerja sama antar daerah.
Strategi ini juga memungkinkan Indonesia mencapai keseimbangan antara produsen dan konsumen dalam target inflasi yang kini menjadi salah satu fokus utama pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi ditengah maraknya tantangan global.
*) Mahasiswa Politeknik Negeri Malang, peserta program magang reguler Harian Disway
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: forum diskusi merdeka barat 9