Kelas Menengah Menyusut, BPS Sebut Ekonomi Nasional Rentan Guncangan

Kelas Menengah Menyusut, BPS Sebut Ekonomi Nasional Rentan Guncangan

PLT. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti saat mengawali Press Conference BPS tentang kondisi menengah di indonesia.--Instagram bps_statistics

HARIAN DISWAY - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya penurunan jumlah kelas menengah di Indonesia.

Amalia Adininggar Widyasanti, Pelaksana tugas (Plt) Kepala BPS, mengungkapkan jumlah penduduk kelas menengah Indonesia pada 2024 tercatat sebanyak 47,85 juta orang atau 17,13 persen dari jumlah penduduk Indonesia.

Adapun data jumlah penduduk menuju kelas menengah mencapai 137,50 juta orang Indonesia atau sekitar 49,22 persen.

Sehingga jumlah masyarakat kelas menengah dan menuju kelas menengah pada 2024 adalah sebanyak 66,35 persen dari seluruh penduduk Indonesia.

BACA JUGA:Daya Beli Masyarakat Melemah, Kemenperin Sebut Masyarakat Semakin Mantab (Makan Tabungan)

BACA JUGA:APINDO: UMKM Harus Tembus Pasar Ekspor

Sedangkan untuk nilai konsumsi pengeluaran dari kedua kelompok tersebut mencakup 81,49 persen dari total konsumsi masyarakat.

Karenanya, kelas menengah mempunyai peran yang sangat penting sebagai bantalan ekonomi nasional.

“Kelas menengah memiliki peran yang sangat critical dan krusial sebagai bantalan ekonomi suatu negara. Di saat bantalannya tebal, maka ekonomi kurang resilience terhadap gejolak yang datang dari eksternal maupun domestik," ucap Amalia dalam keterangan resminya saat Press Conference BPS mengenai kondisi mennegah di Indonesia, Jum’at, 30 Agustus 2024.

"Tetapi ketika proporsi kelas menengah relatif tipis, maka suatu ekonomi kurang resilience (tahan,Res) terhadap goncangan,” lanjutnya.

BACA JUGA:Daya Beli Masyarakat Melemah, Kemenperin Sebut Masyarakat Semakin Mantab (Makan Tabungan)

Menurut data yang disajikan BPS, kelas menengah di Indonesia pada 2024 adalah mereka yang memiliki pengeluaran per kapita per bulan antara Rp.2.040.262 sampai dengan RP.9.909.844.

"Kita sama-sama memahami bahwa penguatan daya beli diperlukan tidak hanya untuk kelompok miskin, tetapi untuk kelompok Kelas Menengah dan Menuju Kelas Menengah. Kalau Kelas Menengah dan Menuju Kelas Menengah kuat, maka daya beli masyarakat secara keseluruhan akan menjadi kuat," jelas Amalia.

Pada tahun 2024, proporsi pengeluaran kelompok kelas menengah terbesar dialokasikan untuk makanan, yakni sebesar 41,67 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: instagram @bps_statistics