Terkendala Jaringan, Penjurian APJW II 2024 Terlambat Dimulai

Terkendala Jaringan, Penjurian APJW II 2024 Terlambat Dimulai

Penjurian online yang digelar di Kantor Harian Disway, Selasa, 17 September 2024.-Michael Fredy Yacob-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Penjurian Anugerah Patriot Jawi Wetan (APJW) II 2024 online hari pertama dimulai. Tim juri yang total ada enam orang dibagi menjadi dua tim. Masing-masing mendapat jatah penilaian lima kabupaten/kota.

Setiap daerah ada tiga desa/kelurahan. Artinya, dalam penilaian hari pertama ini, ada 15 desa/kelurahan yang dinilai dari total 114 desa/kelurahan yang masuk dalam seleksi lanjutan. Penjurian kali ini dilakukan secara online. Terpusat di kantor Harian Diway. 

Kabupaten/kota yang dinilai pada hari pertama penjurian ini adalah Kota Blitar, Kabupaten Kediri, Kabupaten Madiun, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Mojokerto, Sidoarjo, Kota Pasuruan, Sampang, Kabupaten Jember, dan Surabaya.

Pada penilaian kali ini, selain ada juri yang melakukan penilaian langsung bertatap muka dengan para peserta di desa/kelurahan, ada  juri supervisi. Mereka dari perwakilan Polda Jatim, Kodam V/Brawijaya, dan Pemprov Jatim.

BACA JUGA:Anugerah Patriot Jawi Wetan II 2024: Mahasiswa KKN Unej Belajar Mendalam tentang Desa Klatakan

BACA JUGA:Anugerah Patriot Jawi Wetan II 2024: Desa Klatakan, Krojan Timur, Gelar Penyaluran Bansos Beras untuk Warga Kurang Mampu 

“Ini sudah memasuki kota kedua penilaian. Masing-masing desa/kelurahan diberikan waktu 30 menit untuk menjelaskan program mereka,” kata Koordinator Penjurian APJW Noor Arief, Selasa, 17 September 2024.

Juri yang memberikan penilaian secara online kali ini, mereka juga yang akan turun ke lapangan untuk melakukan penilaian secara langsung. “Jadi juri ini tidak lagi berganti. Supaya mereka memahami dengan program yang diberikan oleh para peserta. Kalau tahun lalu kan juri online dan lapangan berbeda,” katanya lagi.


Penjurian online yang digelar di Kantor Harian Disway, Selasa, 17 September 2024.-Michael Fredy Yacob-

Panitia APJW II 2024 ini ingin memberikan penilaian secara objektif. Sehingga, dapat menghasilkan pemenang yang program tiga pilarnya sangat dirasakan oleh masyarakat. “Jadi tahun ini sedikit diubah sistemnya penilaiannya,” ungkap alumni Almamater Wartawan Surabaya (AWS) tersebut.

Ia menceritakan, di sesi pertama penjurian tadi sempat ada kendala jaringan. Sehingga, sempat terjadi keterlambatan penilaian. Sekitar 30 menitan. Namun, semua itu sudah berhasil ditangani. Sampai sekarang, penilaian itu sedang berlangsung dengan lancar.

“Namanya masih awal. Jadi, perlu ada pemanasan sedikit. Permasalahan jaringan ini kan kita tidak bisa predksi. Itu diluar teknis. Jadi, tadi dimulai melewati waktu yang telah kami sepakati bersama. Sekarang saya lihat sudah tidak ada kendala sama sekali,” ungkapnya. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: