Kaesang, Kaji Nunut, dan Tumpeng Maut
ILUSTARSI Kaesang Pangarep, kaji nunut Choirun Nasichin, dan tumpeng maut Kartolo cs.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Harus dibayarkan kepada siapa? Ya, kepada pemilik yang menyewakan pesawat omprengan itu. Kalau sewa sudah dibayar, berarti kasusnya sudah selesai. Mungkin begitu logikanya.
Logika tersebut sama dengan logika ”tumpeng maut”. Apa itu? Masyarakat Surabaya pencinta ludruk familier dengan kisah tumpeng maut dalam cerita ludruk Cak Kartolo.
Alkisah, Kartolo dan teman-temannya mencuri ayam malam-malam dari tetangganya, Pak Basman. Kartolo kemudian memasak ayam itu. Ayam dijadikan tumpeng untuk dimakan bersama-sama. Kartolo mengajak Pak Basman untuk ikut serta pesta tumpeng.
Keesokan harinya, Basman kaget karena ayamnya hilang. Ia menuduh Kartolo sebagai pencuri. Kartolo mengaku mencuri. Namun, ia mengatakan bahwa Basman ikut menikmati hasil curian karena tadi malam ikut makan nasi tumpeng.
Basman tidak berkutik karena kena jebak Kartolo. Dengan mengedumel, Basman mengatakan bahwa tumpeng Kartolo adalah tumpeng maut.
Kisah korupsi dan gratifikasi yang diduga melibatkan keluarga Jokowi ibarat sebuah tumpeng maut. Keluarga Jokowi ikut bancakan menikmati kenduri tumpeng maut hasil korupsi. Bukan hanya Jokowi dan keluarga yang harus bertanggung jawab, semua kroni harus ikut menanggung risiko akibat bancakan tumpeng maut. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: