Debat Pertama Pilwali Surabaya, Pendukung Eri-Armuji vs Kotak Kosong Bersitegang

Debat Pertama Pilwali Surabaya, Pendukung Eri-Armuji vs Kotak Kosong Bersitegang

Pendukung kotak kosong dan pendukung pasangan calon tunggal Eri-Armuji bersitegang saat debat publik pertama Pilwali Kota Surabaya sedang berlangsung.-Novia Herawati-Harian Disway -

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Debat publik pertama Pemilihan Wali (Pilwali) Kota Surabaya tuntas digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Dyandra Convention Hall, Rabu, 16 Oktober 2024.

Debat itu diwarnai dengan dinamika adanya aksi protes dari para pendukung kotak kosong. Sebab, KPU Kota Surabaya tidak mengabulkan permintaan mereka untuk menampilkan kursi kosong.

Sikap tersebut memicu kekecewaan. Salah satunya dari sejumlah masyarakat yang menamakan diri sebagai Gerakan Coblos Kotak Kosong. Mereka menggelar aksi saat debat berlangsung.

Massa yang tak sampai 10 orang itu membentangkan spanduk berukuran sedang bertuliskan "Coblos Nomor Urut 2 Kotak Kosong" di trotoar Jalan Basuki Rahmat, Surabaya.

BACA JUGA:MAKI Jatim Geruduk Debat Pilwali Surabaya, Ancam Bubarkan Acara karena Ini..

Meski di area sekitar debat dipadati oleh pendukung pasangan calon tunggal Eri Cahyadi-Armuji, mereka tetap menyerukan aspirasinya kepada pengendara yang lalu lalang di jalan tersebut.

Tak berselang lama, pendukung Eri-Armuji mendekat ke pendukung kotak kosong. Mereka berusaha untuk menutupi spanduk yang dibentangkan pendukung kotak kosong.

Pendukung Eri-Armuji lantas berjoget, sambil menyanyikan yel-yel dukungan mereka dengan lantang. Akhirnya, aksi saling tuding pun tak terhindarkan. Situasinya memanas. 

Bahkan, kerusuhan yang terjadi antara pendukung Eri-Armuji dengan pendukung kotak kosong sempat membuat lalu lintas di sekitar Dyandra Convention Hall macet.


Pendukung kotak kosong dan pendukung pasangan calon tunggal Eri-Armuji bersitegang saat debat publik pertama Pilwali Kota Surabaya sedang berlangsung.-Novia Herawati-Harian Disway -

Beruntung, perseteruan antara pendukung kotak kosong dengan pendukung Eri-Armuji tidak berselang lama. Petugas kepolisian di lokasi langsung bergerak untuk memediasi.

Humas Gerakan Coblos Kotak Kosong Surabaya, Diana Samar mengatakan bahwa perbedaan pendapat merupakan hal yang lumrah dalam sistem negara demokrasi.

Menurut Dinar, KPU Kota Surabaya seharusnya bisa bersikap lebih adil dan tidak condong ke pasangan calon. Sebab bagaimanapun, pemilih merupakan produk pemilu.

"Kami tidak melakukan hal-hal yang provokatif, tidak melakukan ujaran kebencian, kami hanya membentangkan banner dan kami tetap pada trotoar. Tidak maju ke jalan," ujar Dinar ditemui seusai aksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: