Hari Stroke Sedunia 29 Oktober: Sejarah, Tema dan Kenali Gejalanya

HARIAN DISWAY - Hari Stroke Sedunia diperingati setiap tanggal 29 Oktober. Peringatan itu bertujuan untuk mengajak masyarakat dunia lebih peduli terhadap pencegahan Stroke sejak dini.

Penyakit stroke terjadi akibat terganggunya aliran darah ke otak, yang kemudian dapat merusak beberapa bagian penting dari organ itu.

Kementerian Kesehatan mencatat bahwa stroke adalah penyebab utama kecacatan dan penyakit ketiga tertinggi dalam daftar penyebab kematian. 

Di Indonesia, stroke menjadi penyebab kematian terbesar. Data Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa prevalensi stroke naik dari 7 per 1.000 penduduk pada 2013 menjadi 10,9 per 1.000 penduduk pada 2018.

Dari segi anggaran kesehatan, stroke juga merupakan penyakit dengan beban biaya tinggi, menempati peringkat ketiga setelah penyakit jantung dan kanker, dengan biaya mencapai 3,23 triliun rupiah pada tahun 2022.

Jumlah itu meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, yang mencatat anggaran sebesar 1,91 triliun.

BACA JUGA:Sejarah dan Makna Peringatan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928

Lantas, bagaimana sejarah dan tema dari peringatan Hari Stroke Sedunia? Berikut penjelasannya.

Sejarah Hari Stroke Sedunia

Hari Stroke Sedunia dimulai pada tahun 2004 dalam Kongres Stroke Dunia yang diadakan di Vancouver, Kanada.

Kendati demikian, peringatan resmi Hari Stroke Sedunia baru diumumkan pada tahun 2006 oleh dr. Vladimir Hachinski, seorang ahli saraf klinis dari Kanada.

Hari Stroke Sedunia pertama kali diperingati pada 29 Oktober 2006, bersamaan dengan terbentuknya organisasi World Stroke Organization (WSO).

WSO lahir dari penggabungan dua organisasi global sebelumnya, yaitu International Stroke Society (ISS) dan World Stroke Federation (WSF), dengan tujuan memperkuat upaya pencegahan dan penanganan stroke di tingkat global.

BACA JUGA:Hari Listrik Nasional 27 Oktober: Sejarah, Tema, dan Cara Memperingatinya

Sumber: