Meriahnya Pekan Wayang Jatim 2024, Bawakan Kisah Cinta Rama dan Shinta dari Sudut Berbeda
Dalang Ki Wisnu Jati Pamungkas melakukan pertunjukan Lakon Regawa Boyong di Pekan Wayang Jawa Timur 2024-Angelita Ariko Pinkan-HARIAN DISWAY
Di sisi lain, Anjila, ksatria Pancawati yang teguh, berani menembus Alengka demi kebenaran, berbekal restu Sri Rama. Keberaniannya membawa kedamaian bagi Dewi Shinta dan menjadi ancaman bagi Alengka. Ia tak gentar menghadapi marabahaya demi tugas suci.
Pagelaran itu diikuti oleh berbagai kalangan. Mulai dari mahasiswa hingga turis mancanegara. Permainan wayang dari Dalang Ki Wisnu dan cara penyampaiannya cukup ringan.
"Mending ngerebut bojone wong. Timbang golek rondo, akeh tunggale (lebih baik merebut istri orang. Daripada cari janda, Red)," ucap Ki Wisnu yang membuat semua penonton tergelak.
Wayang-wayang dalam kisah tersebut dimainkan dengan penghayatan. Beberapa kali saat adegan pertempuran, Ki Wisnu dengan lincah melempar wayang kulit dan menangkapnya.
Pagelaran itu menunjukan bahwa seni pertunjukan wayang memiliki nilai seni yang tinggi. Pun, nilai moral dan tanggung jawab. Wayang merupakan gambaran hidup manusia berikut permasalahannya. Wayang pun merupakan media penyadaran. Tahu mana buruk dan benar. Maka keberadaannya perlu terus dilestarikan. (*)