Khofifah-Emil Akan Jadikan Jatim sebagai Gerbang Baru Nusantara
Paslon gubernur/wakil gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak membentangkan banner saat debat ketiga Pilgub Jatim. -Tim Khofifah-Emil-
Dalam debat itu Khofifah menyampaikan bahwa selama lima tahun kepemimpinannya di periode pertama Pemprov Jatim meningkatkan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) sebagai wujud pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan.
”Dalam lima tahun kepemimpinan kami, ada 300 perusahaan yang ada dalam pengawasan tidak langsung, ada 89 dalam pengawasan langsung,” kata Khofifah.
Di antara 89 perusahaan yang ada dalam pengawasan langsung Pemprov Jatim, sebanyak 10 di antaranya telah kena sanksi pidana dan 12 perusahaan kena sanksi perdata.
”Dan lebih dari 60 yang dapat sanksi administratif. Artinya pengawasan tegas kami lakukan. Dan tentu pengawasan masyarakat dan sinergitas dengan aparat penegak hukum sangat penting,” ujarnya.
Dalam menyelesaikan masalah persampahan, Khofifah dan Emil berkomitmen untuk membangun pengelolaan sampah di Jatim yang terintegrasi demi mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
BACA JUGA:Saksi Paslon Pilkada Sampang 2024 Tewas Dibacok, Ini Kronologinya!
BACA JUGA:Survei Khofifah 49%, Risma 35%, Direktur Polbrain Sebut Pilkada Jatim Dinamis sampai Coblosan
Meski pengelolaan sampah adalah fokus kewenangan pemerintah kabupaten kota, Pemprov dalam kepemimpinan Khofifah Emil di periode pertama telah menggandeng berbagai pihak strategis untuk menggerakkan pemilahan sampah sejak dari rumah.
Kuncinya adalah edukasi masyarakat, persuasif agar mengajak masyarakat untuk menggencarkan pengelolaan sampah berprinsip 3R yakni reduce, reuse dan recycle.
”Saat ini di pesantren-pesantren di Jatim sudah mulai dijalankan sampah menjadi rupiah. Ini harus menjadi lesson learn bagi seluruh elemen masyarakat di lini manapun,” ujar Khofifah.
Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardah bersama para pendukung mereka.-Tim Khofifah-Emil-
Sedangkan Pemprov Jatim, kata Khofifah, sudah melakukan penyiapan pengolahan limbah yang lebih advance yaitu untuk pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3).
”Kami sudah menyiapkan pengolahan limbah B3 di Dawarblandong dan sudah berjalan selama dua tahun ini, ” ungkap Khofifah. ”Saat ini di Jatim ada 5.103 bank sampah, kita memiliki 351 tempat pembagian sampah yang sudah masuk kategori 3R, ada 241 rumah kompos di Jatim dan 2.377 TPS,” sambungnya.
Dan saat ini kemampuan Jatim dalam melakukan pengelolaan sampah juga terus meningkat. Di mana saat ini di Jatim sudah ada sebanyak 3,8 juta ton sampah yang bisa dikelola Jatim.
”Bahkan kita sudah ada sebanyak 50 TPA yang sudah sanitary landfill, kerja sama dengan berbagai negara dunia,” kata Khofifah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: