Bahasa, Diplomasi, dan Identitas Nasional

Bahasa, Diplomasi, dan Identitas Nasional

ILUSTRASI Bahasa, Diplomasi, dan Identitas Nasional.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Menjaga jati diri bangsa tidak berarti menutup diri dari dunia luar. Sebaliknya, jati diri yang kuat membuat kita lebih percaya diri dalam berinteraksi dengan bangsa lain. 

Dalam situasi di mana bahasa Inggris menjadi alat komunikasi utama, pemahaman yang mendalam tentang budaya, nilai, dan norma bangsa Indonesia membuat kita dapat terus membawa ciri dan karakter khas bangsa dalam kancah global. 

Hal itu selaras dengan konsep global, yakni berpikir secara global, tetapi bertindak sesuai dengan konteks lokal. Dengan membawa identitas nasional yang kuat, Indonesia dapat memberikan kontribusi unik dan bernilai dalam percaturan global.

Sebagaimana ditunjukkan Presiden Prabowo, kemampuan berbahasa inggrisnya merupakan keterampilan interpersonal yang strategis. Di sisi lain, jati diri Indonesia tetap menjadi titik yang tetap dijaga dan ditampilkan dalam setiap langkah diplomasi internasional.

ASET DIPLOMASI

Dalam diplomasi, bukan hanya pesan yang penting, melainkan juga bagaimana pesan tersebut disampaikan. Membawa nilai-nilai dan budaya Indonesia dalam komunikasi internasional dapat meningkatkan soft power Indonesia untuk memperkuat citra positif dan membedakan Indonesia dari negara lain.

Kebanggaan terhadap jati diri bangsa itu bukan hanya sebagai tameng dari pengaruh negatif globalisasi, tetapi juga menjadi modal sosial dan budaya yang memperkuat posisi Indonesia di dunia

Identitas nasional yang kokoh memungkinkan Indonesia berperan aktif dalam forum internasional dengan menawarkan perspektif berbasis kearifan lokal. 

Sinergi antara penguasaan bahasa asing dan kebanggaan terhadap identitas bangsa menjadi strategi penting dalam diplomasi modern, memastikan Indonesia tetap relevan dan berdaulat di era globalisasi.

Oleh sebab itu, hal tersebut menjadi momentum berharga yang harus dimanfaatkan agar masyarakat Indonesia dapat berperan strategis dalam konstelasi global. Untuk itu, sejumlah langkah perlu mendapat perhatian. 

Pertama, sistem pendidikan perlu memperkuat kemampuan berbahasa asing sekaligus tetap berlandaskan pada kesadaran budaya nasional. 

Bahasa asing, khususnya bahasa Inggris, dapat dijadikan sebagai salah satu kompetensi penting yang berfungsi untuk membuka peluang di kancah internasional. Namun, penting bagi pelajar Indonesia untuk memahami bahwa kemampuan itu hanyalah alat, bukan tujuan akhir. 

Dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai lokal, bahasa asing dapat menjadi sarana untuk memperkenalkan Indonesia kepada dunia.

Kedua, pemerintah dan masyarakat perlu menekankan pentingnya kemampuan beradaptasi dan kesadaran budaya dalam konteks global. Kemampuan bahasa Inggris yang patut dipuji itu seharusnya dilihat sebagai salah satu aset diplomasi lunak Indonesia, yang dapat menjadi nilai tambah dalam membangun hubungan internasional. 

Dengan sikap terbuka tetapi tetap kuat dalam jati diri bangsa, Indonesia akan mampu memainkan peran yang lebih besar dan berpengaruh di dunia global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: