Bahasa, Diplomasi, dan Identitas Nasional

Bahasa, Diplomasi, dan Identitas Nasional

ILUSTRASI Bahasa, Diplomasi, dan Identitas Nasional.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Ketiga, masyarakat harus didorong untuk memiliki rasa bangga terhadap jati diri bangsa. Di era digital dan keterbukaan informasi, sering kali kita melihat banyak individu yang lebih tertarik pada budaya asing daripada budaya daerah. 

Akan tetapi, di sanalah tantangan bagi kita sebagai bangsa, bagaimana kita membangun rasa bangga yang kuat terhadap keunikan dan kekayaan budaya Indonesia di tengah kompetisi global yang makin ketat.

Dengan menyeimbangkan diplomasi lunak melalui bahasa asing dengan identitas bangsa yang kuat, Indonesia dapat memainkan peran aktif sekaligus strategis sebagai bangsa yang adaptif terhadap globalisme. Di sisi lain, Indonesia yang kaya akan budaya juga tetap bisa menjaga akar jati diri yang kuat. 

Ketika identitas bangsa yang kuat bertemu dengan keterampilan berbahasa asing yang memadai, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi negara yang tidak hanya ikut serta dalam arus global, tetapi juga mampu memberikan kontribusi unik berdasar kearifan lokal. 

Dengan demikian, diplomasi Indonesia tidak hanya terbatas pada hubungan politik, tetapi juga mencakup dimensi sosial dan budaya yang kian relevan dalam diplomasi modern. (*)


*)Kamal Yusuf adalah guru besar linguistik UIN Sunan Ampel Surabaya.--

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: