Guru Masa Kini dan Tantangan Mengajar untuk Generasi yang Semakin Pintar Teknologi

Guru Masa Kini dan Tantangan Mengajar untuk Generasi yang Semakin Pintar Teknologi

SMAN 9 Surabaya --Maps

BACA JUGA:Risma Soroti Pungli hingga Ijazah Tertahan, Ungkap Realita Pendidikan Jatim

Harapan para siswa untuk guru-guru mereka di masa depan adalah agar senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan. Mereka juga berharap dapat menjadi pribadi yang bermanfaat, seperti halnya para guru yang telah memberikan banyak inspirasi. 

Para siswa mengungkapkan rasa terima kasih yang mendalam kepada guru-guru mereka atas kesabaran dan ketelatenan dalam mendidik di sekolah.


Para siswa dan siswi yang menyapa dan berpamitan dengan gurunya sebelum pulang sekolah--Harian Disway

Sementara itu, Tjatur Rosediany selaku guru mata pelajaran Geografi di SMAN 9 Surabaya, menanggapi fenomena video yang beredar di media sosial. Yakni tentang siswa yang kesulitan menjawab pertanyaan sederhana.

“Ada benarnya, ada salahnya. Anak-anak itu minim konsep. Tapi bukan bodoh. Karena tidak ada anak yang bodoh. Mereka hanya kurang membaca. Sebab, membaca bisa membuat siswa memahami konsep dasar materi dengan lebih baik,” terangnya.

BACA JUGA:Risma Sapa Ribuan Buruh Pabrik Rokok Grendel di Malang, Janjikan Program Pendidikan dan Kesehatan Gratis

Tjatur Rosediany juga menjelaskan beberapa tantangan lain yang dihadapi dalam mengajar di era digital. Menurutnya, perkembangan teknologi yang pesat juga sering kali membuat siswa lebih tertarik dengan dunia maya. Sehingga perhatian mereka dalam belajar bisa terganggu. 

Oleh karena itu, para siswa harus meletakkan semua perangkat elektroniknya selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Demi menjaga fokus mereka dalam menyerap materi yang diberikan.

Guru juga perlu memahami tipe belajar setiap siswanya agar proses pembelajaran lebih efektif. Misalnya, siswa di kelas IPA cenderung memiliki gaya belajar yang berbeda dengan siswa di kelas IPS. 

Pendekatan pengajaran harus disesuaikan dengan cara belajar masing-masing kelompok siswa. Supaya pemahaman mereka terhadap materi dapat lebih maksimal.

BACA JUGA:Prabowo Bertemu PM Modi, Ajak Para Ahli India untuk Mengajar Pendidikan Kesehatan di Indonesia

Selain itu, adanya remidi juga membuat sebagian siswa menyepelekan proses belajar. Banyak dari mereka berpikir bahwa jika nilainya jelek, mereka masih bisa memperbaikinya dengan mengikuti remidi. Akibatnya, siswa kurang terdorong untuk belajar lebih giat sejak awal.

Saat ini, menjadi guru juga memerlukan kehati-hatian ekstra dalam menegur siswa. Pasalnya, banyak kasus orang tua melaporkan guru hanya karena memberikan teguran kepada anak mereka. 

Hal tersebut menambah tantangan bagi guru dalam menjalankan tugas mendidik dan mendisiplinkan siswa dengan cara yang tepat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: