Momen Kritis Putus Cinta di Kasus Jalan Ngaglik

Momen Kritis Putus Cinta di Kasus Jalan Ngaglik

ILUSTRASI Momen Kritis Putus Cinta di Kasus Jalan Ngaglik.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Barrett adalah peneliti senior bidang kekerasan pasangan intim di Kanada. Dia menyatakan, hasil riset itu terkait pemberitaan CBC News tentang pembunuhan yang menghebohkan warga Ontario, Kanada, pada 2016.

Kasus yang dianalisis adalah tragedi suami istri sama-sama dokter. Mohammed Shamji, 43, dokter ahli bedah saraf. Dan, istrinya, Elana Fric-Shamji, 40, dokter umum yang terkenal di sana.

Mayat Fric ditemukan 1 Desember 2016 di dalam sebuah koper di dekat jalan bawah tanah di Vaughan, Ontario, Kanada, sekitar 35 kilometer di utara Toronto. Penemuan itu menghebohkan warga Kanada. Polisi menginvestigasi. 

Akhirnya, Shamji (suami Eric) ditangkap polisi di sebuah kedai kopi di Mississauga, sebelah barat Ontario, keesokan harinya.

Hasil investigasi polisi, sebelum dibunuh, Eric mengajukan gugatan cerai. Tetapi, waktu itu suami stri tersebut masih tinggal serumah. Akibatnya, ketika tidur, Eric dihajar pukulan benda tumpul sehingga tulang rusuk dan leher remuk. 

Eric meninggal di tempat tidur. Kemudian, mayat Eric dimasukkan koper besar oleh suami. Pernikahan mereka dikaruniai tiga anak.

Akhirnya, Shamji dihukum penjara seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat selama 14 tahun. Artinya, setelah ia menjalani 14 tahun penjara dan dinilai berkelakuan baik, pihak berwenang setempat bisa memberikan bebas bersyarat. Bisa juga tidak.

Prof Barrett: ”Intensitas kekerasan dalam rumah tangga di Kanada terus meningkat. Terutama ketika perempuan yang dilecehkan memutuskan untuk meninggalkan hubungan tersebut, tapi ketika masih bersama.”

Di kasus pembunuhan Eric, terungkap bahwa sepanjang pernikahan mereka, Shamji beberapa kali melakukan KDRT terhadap istri. Akibatnya, istri memutuskan untuk menggugat cerai. Ketika gugatan tersebut diajukan, mereka masih tinggal serumah. Di sanalah bahayanya. 

Barrett menganalisis, ketika seorang wanita mengatakan bahwa dia akan meninggalkan hubungan tersebut, suami yang biasa melakukan kekerasan bakal meningkatkan kekuasaan dan taktik kontrol untuk memaksa wanita tersebut bertahan.

”Jika ada riwayat kekerasan dalam pernikahan atau ikatan asmara, kami di bidang ini tahu, bahwa itulah saat paling berbahaya dalam hidup seorang wanita. Yakni, saat dia mencoba pergi. Atau, saat dia memutuskan untuk pergi.”

Solusi buat perempuan yang hendak mengakhiri hubungan asmara adalah tidak perlu mengatakan kepada pasangan pria bahwa dia akan mengakhiri hubungan. 

Kemudian, pihak perempuan pergi mencari perlindungan di tempat aman yang disediakan negara (di negara maju seperti Kanada). Atau, si perempuan pergi ke tempat aman dalam perlindungan keluarga asal. 

Intinya, si perempuan harus terlindungi dulu sebelum menyatakan putus hubungan. Barulah kemudian mengurus segala sesuatu yang diperlukan. Dengan begitu, dia tidak berhadapan muka dengan pasangan pria. Di saat situasi sedang panas. Tapi, setelah mereka berpisah beberapa tahun kemudian, situasi sudah berubah, tidak berbahaya lagi.

Tragedi di Jalan Ngaglik adalah salah satu bukti terkait teori Prof Barrett. Di sana Linda mengatakan ke Andre tentang alasan minta balik nama surat gadai perhiasan. Kasus itu bisa menjadi bahan pelajaran masyarakat. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: