KPPS TPS 17 Mojo Kenakan Seragam Sekolah, Peringati Hari Guru
Panitia TPS 17 Mojo mengenakan seragam sekolah ketika bertugas. --HARIAN DISWAY
SURABAYA, HARIAN DISWAY - Pesta demokrasi dilaksanakan serentak di Indonesia, Rabu, 27 November 2024. Para calon kepala daerah bertanding untuk mendapatkan suara masyarakat. Banyak cara dilakukan untuk memeriahkan gelaran lima tahun sekali itu.
Salah satunya yang dilakukan di TPS 17 Mojo, RT4/RW 5. Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KKPS) di sana menggunakan seragam sekolah untuk menyambut itu.
Bertepatan dengan hari guru, kedua hari besar itu dirayakan di Balai RW 5. Total 9 anggota KPPS 17 Mojo menggunakan seragam sekolah dari berbagai tingkatan. Mulai dari SD hingga SMA, mereka menyemarakkan pesta demokrasi kali ini.
Ketua KPPS 17 Mojo Aryo Pradangga mengungkapkan alasan mengapa mereka menggunakan seragam sekolah. "Selain kami ingin memperingati hari guru, kami juga ingin membuat kesan mencoblos di sini dengan bahagia," ucapnya. Setiap tingkatan sekolah dipakai oleh tiga orang.
Aryo menjelaskan bahwa keputusan untuk menggunakan seragam sekolah didapatkan dari hasil diskusi yang mepet. Sejak Minggu, ia bersama timnya berembug untuk memutuskan kostum saat pencoblosan. Beberapa ada yang keberatan karena malu dilihat para pemilih.
BACA JUGA:Saat 21.159 Warga Binaan Jawa Timur Nyoblos di Balik Jeruji
Suasana TPS 17 Mojo yang panitianya berkostum seragam SD, SMP dan SMA. --HARIAN DISWAY
"Apalagi kami kan sudah banyak yang bekerja, jadi cukup kesulitan mendapat seragam yang dibutuhkan," lanjutnya. Meski ada kendala, mereka akhirnya bisa menyiasatinya dengan meminjam seragam dari anak-anaknya. Kemudian saling membagi siapa saja yang harus menggunakan seragam SD, SMP, atau SMA.
Dan ternyata seragam sekolah memiliki makna yang unik. Aryo menuturkan setiap tingkatan seragam merepresentasikan pemilihan kepala daerah. Untuk seragam SD dan SMP menyimbolkan pemilihan wali kota, sedangkan SMA menyimbolkan pemilihan gubernur.
Hal itu, juga pernah mereka lakukan di pemilu presiden, hanya saja saat itu mereka mengangkat kelokalan dengan menggunakan baju tradisional Jawa Timur.
"Jadi seperti itu, dan kami juga menyiapkan jamuan makan untuk para pencoblos yang sudah berkenan datang ke sini," lanjutnya.
Hanya saja jamuan makan tadi tidak tepat waktu, sehingga banyak warga yang sudah selesai mencoblos dan pulang begitu saja. Meski begitu, semarak pesta demokrasi masih terasa.
BACA JUGA:Ditemani Hendi, Andika Beserta Istri Coblos di TPS 3 Lempongsari Semarang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: