Perjuangan Mahasiswa Jatim yang Akan Kuliah ke Mesir

Perjuangan Mahasiswa Jatim yang Akan Kuliah ke Mesir

Khofifah Indar Parawansa berswafoto dengan santri yang akan berangkat ke Kairo Mesir di ke rumahnya, Sabtu, 30 November 2024.-Tim media Khofifah Indar Parawansa-

MENEMPUH pendidikan agama Islam di Mesir merupakan mimpi banyak orang. Apalagi, bisa kuliah dengan gratis. Dengan beasiswa. Rasa suka cita pun selalu tergambar pada mereka yang akan kuliah di negeri orang itu.

ZAINAL Abidin adalah salah seorang yang beruntung bisa melanjutkan pendidikan di Mesir.

Ia merupakan satu dari 33 penerima beasiswa Pemprov Jatim yang bisa studi di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir. Padahal, alumni Pondok Pesantren Nurul Qadim Probolinggo itu sudah diterima kuliah di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya.

“Setelah lulus, saya coba daftar di UINSA dan LPPD (Lembaga Pengembangan Pesantren dan Diniyah) Jatim. Alhamdulillah keduanya keterima,” katanya saat ditemui di rumah Khofifah Indar Parawansa di Jemursari, Surabaya, Sabtu, 30 November 2024.

BACA JUGA:Dorong Pengembangan Penyandang Disabilitas, BRI Peduli Salurkan Beasiswa dan Sarana Prasarana kepada YPAC Jakarta

BACA JUGA:Peringati Hari Pahlawan, BRI Salurkan Bantuan Beasiswa Bagi Anak TNI dan Polri

Pria berusia 21 tahun itu memang sudah lama ingin kuliah di Mesir. Ia pun berusaha sekuat tenaga untuk mempersiapkan dirinya. Salah satunya dengan memperlancar bacaan kitab Fathul Qorib. Sebab, itulah salah satu tes yang harus dilaluinya dalam seleksi.

“Sambil saya mempersiapkan diri untuk ikut seleksi, saya juga terus membuka Instagram LPPD. Karena semua informasi terkait pembukaan pendaftaran seleksi ada di sana. Itu juga lumayan panjang prosesnya. Khusus LPPD ini prosesnya sekitar empat bulan. Tahapnya sangat banyak,” ungkapnya.


Khofifah Indar Parawansa (berkerudung kuning) menyapa santri yang akan berangkat ke Kairo, Mesir di rumahnya, Sabtu, 30 November 2024.-Tim media Khofifah Indar Parawansa-

Ia menceritakan, awalnya yang mendaftar sekitar 700-an orang. Setelah itu, disaring menjadi 150 orang. Disaring lagi menjadi 33 orang. “Seleksinya sangat ketat. Saya juga tidak nyangka bisa lolos semua tahapan itu. Sempat pusing juga menjalankannya kemarin,” bebernya.

Baginya kuliah di Universitas Al Azhar adalah kesempatan yang luar biasa. Karena di sana ia bisa mendalami agama Islam. “Selama di pesantren kita sering baca-baca kitab. Salah satunya kitab kuning. Nah, di sana (Universitas Al Azhar) kita bisa belajar lebih lagi,” ungkapnya.

Hari itu, ia bersama 32 orang penerima beasiswa ke Universitas Al Azhar itu mendatangi rumah Khofifah Indar Parawansa. Mereka ingin berpamitan kepada calon gubernur nomor urut dua itu. Pasalnya, Khofifah yang menggagas program itu saat menjadi gubernur di periode pertamanya.

“Kami ke sini ingin pamitan ke Bu Khofifah. Kami ingin berterimakasih, program yang beliau gagas ini sangat membantu kami. Terutama kami yang ingin belajar agama lebih dalam, tetapi tidak memiliki biaya untuk sekolah ke Mesir. Memang di Indonesia bisa juga, tetapi, kalau bisa belajar ke Mesir, ya Alhamdulillah,” bebernya.

Dalam pertemuan itu, Khofifah pun memberi nasihat dan motivasi kepada para santri yang berasal dari berbagai ponpes di Jatim tersebut. Dia menceritakan, program beasiswa ke Al Azhar itu digagas untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Jawa Timur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: