Akhirnya Presiden Korsel Jatuh: Siap Mundur, Ogah Minta Maaf

Akhirnya Presiden Korsel Jatuh: Siap Mundur, Ogah Minta Maaf

PRESIDEN YOON SUK-YEOL berpidato dari kantornya, Sabtu, 14 Desember 2024. Ia bersedia meletakkan jabatan.-KANTOR KEPRESIDENAN KORSEL VIA AFP-

’’Yoon telah nyata-nyata mengkhianati nilai-nilai konservatif,’’ kata Kim Sang-wook, anggota parlemen dari PPP. ’’Karena itu, kami sebagai wakil rakyat memutuskan untuk melengserkannya,’’ tambahnya.

Saat ini, yang menjabat sebagai kepala negara interim adalah PM Han Duck-soo. Kepada media, Han menyampaikan permintaan maafnya. ’’Saya menyadari beratnya tanggung jawab pemerintah pada situasi seperti ini,’’ ucap Han.


KEGEMBIRAAN RAKYAT Korea Selatan setelah Presiden Yoon Suk-yeol dilengserkan oleh parlemen, Sabtu, 14 Desember 2024.-ANTHONY WALLACE / AFP-

’’Yang terpenting saat ini adalah menjaga agar jangan sampai ada perselisihan sekecil apa pun di antara pengelola negara,’’ kata Han di depan Dewan Keamanan Nasional yang dikumpulkannya pada Sabtu petang.

Yang jelas, rakyat sudah sangat gembira. Hal itu tampak pada lebih dari 200 ribu orang yang memadati jalanan di depan parlemen.

’’Sangat menakjubkan. Kita, rakyat Korea, bisa melakukan ini bersama-sama. Saya 100 persen yakin bahwa Mahkamah Konstitusi akan mendukung pemakzulan,’’ kata Choi Jung-ha. Perempuan 52 tahun tersebut diwawancarai Agence France-Presse ketika sedang menari-nari di pinggir jalan.

BACA JUGA:Presiden Korea Selatan Umumkan Darurat Militer, Tuduh Oposisi Merongrong Negara

BACA JUGA:Johnny Somali, Youtuber asal AS Bakal Diadili di Korea Selatan karena Siaran Kontroversialnya

Dukungan untuk demonstran juga datang dari bintang K-pop Yuri. Anggota Girls’ Generation itu membagi-bagikan makanan untuk massa. ’’Jaga diri, jaga kesehatan,’’ ujarnya melalui platform percakapan untuk superfan.

Keterlibatannya memang masuk akal. Sebab, demonstran menggunakan lagu Girls’ Generation sebagai lagu perjuangan. Yakni, Into the New World.

Demi perjuangan itu, warga pun rela melakukan apa saja. Termasuk mengorbankan waktu piknik dengan keluarga. ’’Seharusnya saya hiking. Tapi memilih ke sini untuk mendukung kawan-kawan seperjuangan,’’ kata Kim Deuk-yun, 58.

Sementara itu, di dekat alun-alun Gwanghwamun, ada lebih dari 30 ribu warga yang berdemo. Mereka mendukung Yoon. Orang-orang itu menyanyikan lagu-lagu perjuangan. Juga mengibarkan bendera AS dan Korsel.

’’Yoon tidak punya pilihan lain ketika harus menyatakan status darurat militer. Saya mendukung 100 persen keputusannya kala itu,’’ kata Choi Hee-sun, 62, salah seorang demonstran.

Pendukung Yoon memang hanya segelintir. Sebab, popularitas dan kepercayaan publik kepadanya tinggal 11 persen. Terendah dalam sejarah Korsel. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: