Kepala BMKG Sebut Curah Hujan Bisa Meningkat Hingga 40 Persen, Ada Pengaruh La Nina
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati selepas Rakor Kewaspadaan Bencana Hidrometerologis di Kantor Gubernur Jatim. Dwikorita memperingatkan bahwa musim hujan bisa lebih deras karena pengaruh La Nina-BMKG-
HARIAN DISWAY - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menyebut bahwa musim hujan di akhir tahun 2024 dan awal tahun 2025 ini berbeda.
Curah hujan akan mengalami peningkatan karena didorong aktifnya fenomena La Nina di Samudera Pasifik. La Nina adalah fenomena iklim global yang akibat anomali suhu permukaan laut di Samudra Pasifik yang menjadi lebih dingin dibandingkan biasanya.
BMKG menjelaskan beberapa faktor yang memicu potensi cuaca ekstrem di Indonesia akhir tahun ini-Boy Slamet/Harian Disway-
Hal tersebut disampaikan Dwikorita Rapat Koordinasi (Rakor) Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi Tahun 2024 di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, baru-baru ini. Rakor ini dihadiri Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) RI Pratikno, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono, dan Bupati/Walikota se-Jawa Timur.
BACA JUGA:BMKG Peringatkan Darurat La Nina, Waspadai Cuaca Ekstrem di Indonesia hingga April 2025.
"Tahun lalu yang terjadi adalah El Nino dan bersifat kering, sementara tahun ini adalah La Nina Lemah. Hal inilah yang menjadi booster pertumbuhan awan-awan hujan sehingga intensitas dan volume hujan meningkat. Bagi Indonesia, fenomena ini menyebabkan peningkatan curah hujan di hampir sebagian besar wilayah yang berkisar 20 - 40 persen," ungkap Dwikorita.
Banjir rob telah merendam sembilan desa di tiga kecamatan di pesisir Kabupaten Bekasi, Jawa Barat pada Jumat, 13 Desember 2024.--Dimas Rafi
Situasi lainnya, kata Dwikorita, karena terletak di antara dua benua dan dua samudra, saat ini Indonesia juga tengah dikepung oleh bibit siklon yang mengakibatkan angin kencang, gelombang tinggi, dan cuaca ekstrem.
Selain itu, dinamika atmosfer seperti Madden-Julian Oscillation (MJO) dan potensi Cold Surge (seruakan udara dingin) yang bergerak dari daratan Asia (Siberia) menuju wilayah barat Indonesia, juga diproyeksikan aktif selama periode Natal dan Tahun Baru (Nataru).
BACA JUGA:Fenomena La Nina Berlangsung Hingga April 2025, Berikut Manfaatnya Bagi Energi dan Pertanian
"Saat ini Indonesia sendiri tengah berada di puncak musim penghujan. Kondisi ini ditambah La Nina serta kombinasi aktif Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby, gelombang Kelvin, serta konvektif lokal di wilayah barat, selatan dan tengah Indonesia memperkuat dinamika atmosfer yang mendukung terjadinya hujan lebat di berbagai daerah," paparnya.
Untuk itu, lanjut Dwikorita, sejak Bulan November lalu, BMKG sendiri terus mengeluarkan peringatan dini terkait potensi bencana hidrometeorologi. Selain mengimbau masyarakat di wilayah rawan bencana, BMKG juga terus berkoordinasi dengan instansi terkait dan juga pemerintah daerah untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiap-siagaan akan potensi bencana hidrometeorologi yang bisa datang sewaktu-waktu.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: