Doa Natal dari Bethlehem dan Gaza, Harapan di Tengah Perang
Patriark Latin Yerusalem Pierbattista Pizzaballa (tengah), tiba untuk merayakan Malam Natal (menurut tradisi Barat) di Manger Square, di luar Gereja Kelahiran Yesus di kota Bethlehem yang terletak di Tepi Barat yang diduduki, pada 24 Desember 2023. --AFP
Umat Kristiani Suriah mengangkat salib saat menggelar aksi unjuk rasa di kawasan Duweilaah, Damaskus, pada 24 Desember 2024, sebagai protes atas pembakaran pohon Natal di dekat Hama, Suriah tengah. Ratusan demonstran turun ke jalan di kawasan Kristen Dama--AFP
Meskipun penguasa baru Suriah berjanji melindungi minoritas, banyak umat Kristiani yang cemas akan masa depannya. Mereka khawatir ideologi Islamis kepemimpinan baru akan mengabaikan aspirasi komunitas mereka.
Meski suasana suram menyelimuti, Natal tetap menjadi momen bagi umat Kristiani untuk berdoa.
"Natal adalah perayaan iman. Kami akan berdoa dan memohon kepada Tuhan untuk mengakhiri penderitaan kami," pungkas Walikota Bethlehem, Anton Salman.
Di tengah segala kesulitan, doa menjadi harapan terakhir. Dan Natal, tak peduli sekelam apa pun suasananya, tetap menjadi pengingat akan kekuatan iman di tengah badai. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: