Sudah 3 Hari, Mengapa Banjir Surabaya-Sidoarjo Sulit Surut?

Sudah 3 Hari, Mengapa Banjir Surabaya-Sidoarjo Sulit Surut?

Petugas BPBD Jawa Timur mengevakuasi warga terdampak banjir di Desa Pepelegi, Waru, Sidoarjo, pada Rabu, 25 Desember 2024.-Boy Slamet/Harian Disway-

Terbentuknya awan tersebut, disebabkan beberapa faktor. Selain telah memasuki musim hujan, juga dipengaruhi adanya fenomena di atmosfer, yakni gelombang kelvin dan rossby. 

“Nah, ini memang akan menambah massa uap air yang berada di atmosfer di Jawa Timur, khususnya Surabaya. Kemudian ada juga pengaruh konvergensi di laut Jawa. Daerah konvergensi ini bisa menambah intensitas pembentukan awan hujan secara signifikan,” kata Ady.

BACA JUGA:Surabaya Dilanda Banjir, 25 Armada Damkar Dikerahkan Sedot Genangan

BACA JUGA:Surabaya dan Sidoarjo Banjir, Lalu Lintas Lumpuh, Rumah Warga Terendam

Dampak adanya faktor-faktor tadi, lanjut Ady, dapat menambah intensitas pembentukan awan CB. Sehingga curah hujan semakin tinggi dan terjadi cuaca ekstrem di Surabaya. Adanya faktor itu, juga secara otomatis menyebabkan intensitas curah hujan akan semakin tinggi. 

“Ini (awan CB) sering terjadi antara sore hingga menjelang malam, awan ini lifetimenya satu sampai empat jam. Dalam minggu ini, intensitasnya cukup sering terjadi,” ujar Ady. 

Sebelumnya, BMKG Juanda juga sempat melakukan operasi modifikasi cuaca (TMC) di sejumlah wilayah di Jawa Timur (Jatim). Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi adanya fenomena hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor di Jatim. 

TMC ini telah dilakukan sejak tanggal 18 Desember 2024 dan berakhir pada 22 Desember 2024. 

“Itu sudah dilakukan di sepanjang pesisir utara laut Jawa, nah ternyata ada pro dan kontra adanya TMC ini. Untuk TMC sendiri sudah tidak dilaksanakan operasionalnya,” kata Ady. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: