Kronologi Balita 3,5 Tahun yang Hanyut di Selokan Wiyung, Ditemukan Tewas setelah 4 Hari Pencarian

Kronologi Balita 3,5 Tahun yang Hanyut di Selokan Wiyung, Ditemukan Tewas setelah 4 Hari Pencarian

Jenazah balita berusia 3,5 tahun yang tewas terseret arus di Sungai Wiyung dibawa menuju Pasuruan untuk dimakamkan di rumah orang tua korban.-Humas Pemkot Surabaya-

BACA JUGA:Sudah 3 Hari, Mengapa Banjir Surabaya-Sidoarjo Sulit Surut?

BACA JUGA:Kecamatan Waru, Sidoarjo, Terendam Banjir: Terabas Air demi Misa Natal

"Alhamdulilah sudah ditemukan dan setelahnya keluarga meminta dibawa ke Pasuruan untuk dimakamkan," ujar Eri Cahyadi.

Ia menjelaskan, pihaknya menyediakan ambulance untuk korban hingga sampai ke Pasuruan.

Sementara itu, untuk urusan administrasi dibantu oleh RSUD Dr Soetomo, serta pengawalan juga dibantu oleh Polrestabes Surabaya.

"Alhamdulilah hari ini, kami dibantu dengan Prof Cita dari RSUD Dr Soetomo untuk mempercepat proses administrasi. Pak Kapolrestabes juga menyedikan patwal untuk mempercepat jenazah bisa sampai ke Pasuruan dan dimakamkan oleh keluarga," kata Eri.

Atas kejadian tersebut, Eri Cahyadi mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada pihak keluarga, terutama kedua orang tua yang ditingalkan.

Eri mengungkapkan, orang tua dari balita yang meninggal akibat terseret arus telah diberi tahu mengenai kondisi tersebut. 

Anda sudah tahu, balita malang yang merupakan anak dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia itu mengalami insiden tragis seusai hanyut terseret arus.

"Orang tua balita sudah diberitahu oleh pamannya, tetapi tidak bisa datang ke Surabaya karena masih ada di Malaysia. InsyaAllah orang tua korban sudah mengikhlaskan putranya yang mengalami musibah ini," ungkap Eri.

Ia berharap, kejadian ini bisa menjadi pembelajaran bagi seluruh orang tua yang ada di Kota Surabaya.

Pasalnya, anak-anak terutama berusia balita masih membutuhkan pengawasan orang tua karena belum mengetahui bahaya yang mengintainya.

Eri, karena itu, meminta para orang tua lebih waspada dan menjaga anak-anaknya ketika beraktivitas, terlebih saat ini Kota Surabaya sedang menghadapi cuaca ekstrem.

"Saya mohon kepada orang tua untuk selalu menantau putra-putrinya ketika mau pulang sekolah, terutama pada waktu musim hujan begini. Orang tua atau orang tua asuh bisa menjaga si kecil, karena mereka tidak mengetahui bahaya apa yang bisa mengintai," kata Eri.

BACA JUGA:Surabaya dan Sidoarjo Banjir, Lalu Lintas Lumpuh, Rumah Warga Terendam

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: