Megaproyek Ambisius Era Risma-Eri: Ada yang Tak Berlanjut, Ada yang Dialihfungsikan
Proyek JLLB di kawasan Sememi, Surabaya.-Moch Sahirol Layeli-
"Kami juga memerlukan kajian rekomendasi dari instansi yang berwenang, seperti Batan (Badan Tenaga Nuklir Nasional, Red), untuk memastikan bahwa tidak ada kebocoran radiasi dan tingkat radiasinya aman untuk kesehatan,” jelas Irvan.
Program ambisius lainnya adalah pembangunan Angkutan Masal Cepat (AMC) berupa trem. Sesuai rencana, proyek transportasi tersebut akan menghubungkan koridor utara-selatan.
Saat Risma masih menjabat, kerja sama pernah dilakukan antara Pemkot Surabaya dan Kementerian Perhubungan. Bahkan, kesepakatan kerja sama itu telah ditandatangani oleh Wali Kota Surabaya dan Menteri Perhubungan kala itu.
Biaya pembangunan yang besar menjadi alasan utama dari kerja sama tersebut. Proyek itu akhirnya dibatalkan karena membutuhkan anggaran yang cukup besar.
Saat ini, pengembangan angkutan masal diganti dengan moda transportasi darat berupa Bus Suroboyo dan angkutan feeder Wira-Wiri. "Untuk trunk jumlah rute rencana 11 dan rencana jumlah armada 161 unit. Telah terlaksana 3 rute dengan jumlah armada 57 unit," kata Irvan.
Underpass Jalan HR Muhammad Surabaya, 29 Desember 2024.-Moch Sahirol Layeli-
"Sedangkan untuk feeder, jumlah rute rencana 33 rute dan rencana jumlah armada 265 unit. Telah terlaksana 11 rute dengan jumlah armada 102 unit," katanya lagi.
Di sisi lain, Irvan juga menyoroti permasalahan utama dalam penyelesaian proyek Jalan Lingkar Luar Barat (JLLB) dan Jalan Lingkar Luar Timur (JLLT), yang terkait dengan pembebasan lahan.
Pemkot Surabaya berkomitmen untuk mempercepat penyelesaian proyek tersebut berdasar skala prioritas.
Pembangunan fisik akan diprioritaskan pada lokasi-lokasi yang lahannya sudah dikuasai, seperti trase JLLB dari Sememi ke utara hingga interchange Fly Over Teluk Lamong, akses tol Romokalisari 2, dan akses ke GBT.
JLLT juga akan difokuskan pada lahan yang sudah bebas di sekitar Kedung Cowek-Tambak Wedi.
"Kami juga mengupayakan alternatif pembangunan dengan mengajukan ke Kementerian Pekerjaan Umum dan pinjaman daerah,” kata Irvan.
Salah satu proyek yang akan diupayakan adalah pembangunan underpass di Taman Pelangi.
Irvan menjelaskan, pembebasan lahan untuk proyek tersebut telah dimulai sejak 2024 dan diharapkan dapat tuntas pada 2025.
Menurut Irvan,ada permasalahan terkait status lahan dan bukti/alas hak atas tanah, seperti waris dan sengketa kepemilikan. Hal tersebut menjadi tantangan dalam proses pembebasan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: