Virus HMPV Merebak di Tiongkok, Pakar: Bukan Penyakit Baru
Warga berjalan melintasi Sungai Yangtze di Kota Wuhan, Provinsi Hubei pada akhir Desember dalam momen 4 tahun penyebaran Covid-19 -Hector Retamal/AFP-
HARIAN DISWAY - Lima tahun sejak merebaknya pandemi Covid-19 dari Wuhan, Tiongkok pada akhir 2019 lalu, kini dikabarkan sebuah virus baru merebak di negeri tirai bambu.
Virus tersebut dilaporkan bernama human metapneumovirus (HMPV). Menurut laman Centers for Disease Control and Prevention (CDC), virus HMPV bisa menyebabkan berbagai gangguan pernafasan, seperti pneumonia, asma, bronkitis, infeksi paru, dan sebagainya.
Sebagaimana Covid-19, HMPV bisa menular dari orang ke orang, atau dari benda ke manusia. Gejala HMPV antara lain batuk, demam, dan sesak nafas. Virus ini dicurigai menjangkiti banyak anak-anak di Tiongkok berusia di bawah 14 tahun setidaknya sejak akhir Desember 2024
Pengamat Wabah yang merupakan mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan bahwa virus ini bukan penyakit baru di Tiongkok.
Bahkan jurnal ilmiah mingguan CDC Tiongkok di 2024 pernah mengeluarkan publikasi berjudul “Vital Surveillances: Seasonal and Genetic Characteristics of Human Metapneumovirus Circulating — Henan Province, China, 2017–2023”,
Dalam jurnal tersebut, dibagas tuntas tentang pola epidemiologik dan karakteristik genetika virus HMPV. "Sehingga bisa jadi panduan pemerintah China untuk program pengendalian dan bahkan proses vaksinasinya kelak. Akan baik kalau pola epidemiologik dan genetik berbagai penyakit menular kita juga dipublikasikan dalam jurnal ilmiah resmi seperti ini, untuk jadi panduan pula," jelas Tjandra pada Harian Disway Sabtu, 4 Januari 2024.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini melanjutkan, di Tiongkok dan sekitarnya memang selalu terjadi peningkatan kasus mirip influenza di akhir tahun dan musim dingin seperti saat ini.
BACA JUGA:Misteri Asal-Usul Virus Covid-19 Mulai Terkuak, Bukan Dari Lab Virologi Wuhan!
"Karena itulah mereka meningkatkan upaya penanggulangannya. Di Indonesia maka beberapa hari yang lalu juga diberitakan peningkatan kasus Dengue, yang harusnya sejak sekarang sudah kita lihat peningkatan upaya penanggulangannya, tentu selain peningkatan kasus pernapasan dan demam yang lain," paparnya.
Menurut Tjandra, survailans dan deteksi dini merupakan kunci utama pengendalian penyakit menular di seluruh dunia tak terkecuali di Tiongkok. Termasuk Indonesia.
Ia menyebut, telah diberitakan pada Jumat, 27 Desember 2024 lalu bahwa otoritas pengendalian penyakit Tiongkok mengumumkan bahwa mereka tengah menguji coba sistem pemantauan khusus untuk "pneumonia yang belum diketahui penyebabnya."
BACA JUGA:Ilmuwan Temukan Virus Berbahaya di Tiongkok yang Menular melalui Gigitan Kutu
"Ini merupakan sualu langkah amat baik, dan perlu juga dipertimbangkan di negara kita, baik untuk infeksi pernapasan sampai pneumonia maupun penyakit menular lainnya," katanya.
Mantan Kabalitbangkes Kemenkes ini mengimbau otoritas kesehatan Indonesia untuk terus menjaga dan meningkatkan upaya pengendalian penyakit menular, mulai dari tingkat dasar yaitu pemahaman dan pola hidup masyarakat, lalu vaksinasi, lalu surveilans dan deteksi dini dan belakangan lalu penangannan kasus dan kontaknya. "Dalam hal ini perlu diingatkan kembali bahwa promotif preventif amatlah perlu, jangan hanya bertumpu ke penanganan kasus yang sudah sakit saja," paparnya.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: