Ini Tiga Alasan Trump Ingin Caplok Greenland, Mulai Tambang Hingga Posisi Strategis Militer

Ini Tiga Alasan Trump Ingin Caplok Greenland, Mulai Tambang Hingga Posisi Strategis Militer

Alasan Trump ingin Akuisi Greenland--Freepik

Pendapat lain muncul dari Profesor Geopolitik dari University of London, Klaus Dodds. Ia mengungkapkan bahwa keinginan Trump untuk membeli Greenland memiliki hubungan yang kuat dengan posisi Tiongkok yang saat ini mendominasi produksi logam tanah jarang (LTJ) atau yang sering dikenal sebagai Rare Earth Elements (REE), termasuk mineral kritis.

Tiongkok mengancam akan membatasi ekspor produk ini, termasuk juga teknologi pengolahannya.

“Tidak ada keraguan sama sekali bahwa Trump dan para penasehatnya sangat khawatir tentang keunggulan yang tampaknya dimiliki Tiongkok," Jelas Dodds. 

2. Posisi Geopolitik yang Unik dan Kunci Keamanan Amerika Serikat

Greenland merupakan pulau terbesar di dunia dan dihuni oleh lebih dari 56.000 orang. Pulau ini merupakan daerah otonomi Denmark.

Namun Ibu kota Greenland, Nuuk memiliki jarak yang lebih dekat ke Washington, yaitu 3264 KM, daripada ke Ibu Kota Denmark Konpehagen, yaitu 3545 KM. 

Greenland juga telah lama dianggap sebagai kunci keamanan Amerika Serikat. Amerika Serikat telah lama memiliki kepentingan keamanan di Greenland.

Setelah Nazi Jerman menguasai daratan Denmark selama Perang Dunia II, Amerika Serikat menginvasi Greenland dan mendirikan pangkalan militer dan stasiun radio di seluruh wilayah tersebut.

Setelah perang, pasukan AS tetap berada di Greenland. Pangkalan Luar Angkasa Pituffik, yang sebelumnya dikenal sebagai Pangkalan Udara Thule, telah dioperasikan oleh AS sejak saat itu.

Profesor asal Royal Danish Defence College, Marc Jacobsen menjelaskan krusialnya Pangkalan Luar Angkasa Pituffik adalah Greenland merupakan rute terpendek untuk mengirimkan senjata Nuklir ke negara pesaingnya.

"Jika Rusia mengirimkan rudal ke Amerika Serikat, rute terpendek untuk senjata nuklir adalah melalui Kutub Utara dan Greenland," Ucapnya

BACA JUGA:Pengaruh Ketegangan Geopolitik terhadap Perdagangan Global dan Stabilitas Pasar

Saat ini, Tiongkok dan Rusia telah mulai membangun kemampuan militer mereka di Arktik dalam beberapa tahun terakhir, menurut sebuah makalah dari Arctic Institute. Amerika Serikat pun terdorong untuk lebih mengembangkan kehadirannya di Arktik untuk mengimbangi para pesaingnya.

Pada hari Rabu, 8 Januari 2025 lalu, Menteri Luar Negeri Denmark, Lars Lokke Rasmussen, mengatakan bahwa Denmark terbuka untuk berdiskusi dengan Amerika Serikat, sambil menambahkan bahwa Washington memiliki kepentingan yang sah di wilayah tersebut.

"Kami melihat Rusia yang sedang memperkuat diri. Kami melihat Tiongkok yang juga mulai menunjukkan minat," kata Rasmussen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: