Kolaborasi Bank Mandiri Demi Masa Depan Bumi

Kolaborasi Bank Mandiri Demi Masa Depan Bumi

SAMPAH PLASTIK memenuhi Pantai Kuta, 19 Desember 2024. Sampah itu dibawa gelombang dan angin barat.-Doan Widhiandono-Harian Disway-

Problem sampah memang harus menjadi atensi semua pihak. Tanpa kecuali. Mulai individu, organisasi pemerintahan, perusahaan swasta, hingga kalangan perbankan. Bank Mandiri mewujudkan perhatian itu melalui berbagai program. Semuanya demi masa depan bumi yang lebih baik.

REMAJA itu tertegun di pinggir Pantai Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Kamis, 19 Desember 2024, lalu. Matanya tertuju pada tepian pantai. Di situlah seharusnya ia menikmati senja, menatap matahari terbenam, di sela-sela keikutsertaannya pada ajang Indonesia International Kungfu Championship 2024 kala itu.

’’Kotor sekali pantainya,’’ gerutu Kristoforus Katon Katinon Kawistoro, remaja asal Sidoarjo, Jawa Timur, tersebut. Bocah berusia 14 tahun itu tak salah. Kala itu, status Pantai Kuta sebagai salah satu destinasi wisata tercantik di Indonesia seolah luntur. Sampah memenuhi bibir pantai. Jorok sekali.

Di pantai tersebut, sampah berserakan. Ragamnya begitu banyak. Mulai bungkus makanan, gelas plastik, sedotan, sepatu, topi sekolah, dedaunan, hingga potongan kayu beraneka ukuran. Pantai pun menjadi tak cantik lagi.

Para turis pun terpaksa menerima kenyataan tersebut. Beberapa di antara mereka masih menyempatkan diri berjalan-jalan di pasir pantai yang sangat kotor. Ada juga yang berfoto-foto dengan latar belakang langit yang mulai berwarna jingga. Tentu, sudut foto itu ditata sedemikian rupa sehingga tidak menampakkan pasir Pantai Kuta yang sedang tidak cantik tersebut.

Sampah di pesisir pantai Bali memang sangat mengganggu. Tak heran, pada 4 Januari 2025, ratusan relawan turun tangan. Mereka membersihkan sampah tersebut. Kantor berita Agence France-Presse menyebut, aksi para relawan tersebut berhasil mengumpulkan 25 ton sampah. Sebuah rekor yang memiriskan.


RELAWAN BEKERJA memunguti sampah di pesisir Kedonganan, Kabupaten Badung, Sabtu, 4 Januari 2025.-Sony Tumbelaka-AFP-

Fenomena sampah di Bali itu berulang saban tahun. Terutama ketika musim angin muson barat. Angin yang berembus itu membawa sampah yang hanyut di lautan kembali ke darat. ’’Di air pun terasa banyak sampahnya,’’ kata Kristoforus Katon sambil bergidik.

Dan sampah tersebut tidak hanya berasal dari perairan Bali. Salah satu relawan menunjukkan di media sosialnya bahwa ia menemukan topi hanyut yang berasal dari salah satu sekolah di Jember, Jawa Timur. Padahal, jarak kedua tempat itu lebih dari 250 kilometer. Artinya, permasalahan sampah tersebut bukan lagi fenomena lokal. Tetapi menjadi fenomena global.

Pada Oktober 2024, kantor berita Agence France-Presse menyebut bahwa volume sampah plastik di dunia meningkat lebih dari dua kali lipat selama kurang lebih dua dekade. Yakni, dari 156 juta ton pada tahun 2000 menjadi 353 ton pada 2019. Dan pada 2060, jumlah sampah plastik itu diperkirakan menjadi 1 miliar ton!

Menurut lembaga Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) yang dikutip Agence France-Presse, lebih dari dua pertiga sampah adalah objek dengan daya tahan sekitar lima tahun di alam. Misalnya, kemasan plastik, barang-barang penunjang konsumsi (sedotan, sendok plastik, dan sebagainya), plus tekstil.

OECD juga menunjukkan bahwa pada 2019, sekitar 22 juta ton sampah plastik ditemukan di alam. Termasuk enam ton di antaranya ada di sungai, danau, dan laut.

United Nations Environment Programme (UNEP), badan milik PBB juga menunjukkan data bahwa sampah plastik meliputi sekitar 85 persen sampah di lautan. Sebagian besar sampah itu dibuang ke alam karena manajemen sampah (waste management) yang buruk!

Yang memprihatinkan, OECD memperkirakan bahwa sampah plastik yang dibuang sembarangan di alam akan meningkat menjadi 44 juta ton. Sebagian akan berubah menjadi plastik mikro (microplastic) yang sudah terdeteksi di dalam darah dan air susu ibu.


TURIS MELANGKAH di antara sampah yang memenuhi Pantai Kuta, 19 Desember 2024.-Doan Widhiandono-Harian Disway-

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: