Beijing Kucurkan Subsidi Barang Retail, Antisipasi Serangan AS

Beijing Kucurkan Subsidi Barang Retail, Antisipasi Serangan AS

TOKO GAWAI di Beijing dikunjungi pembeli, 15 Januari 2025. Warga memanfaatkan subsidi harga dari pemerintah.-JADE GAO-AFP-

Para pengamat mengatakan, Tiongkok memang mengubah arah kebijakan ekonomi mereka. Dari memperbesar volume ekspor menjadi peningkatan konsumsi domestik. Sebab, hal tersebut juga bisa meningkatkan perekonomian negara tersebut.

Melalui kebijakan tersebut, masyarakat bisa mendapatkan potongan harga 20 persen untuk microwave, dispenser air, mesin pencuci piring, dan rice cooker. Rata-rata, negara menanggung diskon hingga 2 ribu yuan (sekitar Rp 4,4 juta) per barang.

Gawai seperti ponsel pintar, tablet, dan jam tangan pintar juga kini mendapatkan subsidi hingga 15 persen.

Itulah yang dimanfaatkan oleh Yang Boyun, salah seorang warga Beijing yang diwawancarai AFP. "Saya membeli tiga AC Xiaomi," ujarnya. Total, ia menghabiskan 9 ribu yuan (sekitar Rp 20 juta) untuk tiga barang. ’’Padahal, biasanya harganya lebih dari 4 ribu yuan (sekitar Rp 8,8 juta) per item,’’ tambahnya.


PENGUNJUNG memasuki toko Suning Electronics di Beijing, 15 Januari 2025. Di pintu toko itu ada spanduk bertulisan: diskon hingga 20 persen yang disokong pemerintah.-JADE GAO-AFP-

Meski begitu, Yang yang bekerja di bidang properti itu, mengatakan bahwa Tiongkok perlu kebijakan yang lebih keras untuk mengembalikan performa ekonomi mereka. ’’Rasanya perlu perubahan regulasi di bidang makroekonomi. Sehingga, masing-masing warga bisa merasakan dampaknya,’’ kata Yang.

Di Sanlitun, kawasan perbelanjaan yang ramai itu, Wang Jiaxin, seorang mahasiswa, mengaku hanya akan mengeluarkan duit untuk hal-hal yang bisa dinikmatinya. "Jika untuk makanan, minuman, dan membeli pakaian yang lebih cantik, maka saya lebih banyak menghabiskan uang,’’ ucap Wang.

Tahun depan, Wang mengatakan dia berencana bekerja. Tidak mau melanjutkan studi. Padahal, belakangan ini Tiongkok dihantui oleh tingginya angka pengangguran.

Namun, Wang mengungkapkan optimisme tentang peluangnya.

"Saya pasti bisa menemukan pekerjaan. Tapi pekerjaan seperti apa itu sangat tergantung," katanya. "Saya tidak yakin saya bisa menemukan yang bagus, tapi saya pasti bisa menghidupi diri sendiri," ucapnya.

Sementara itu, Yang mengatakan kepada AFP bahwa cara pandangnya tentang pengeluaran pribadi telah berubah.

"Dulu saya mungkin menabung. Tetapi, sekarang saya merasa satu hal kecil saja bisa membuat Anda berutang. Misalnya, saat sakit," katanya.

"Tapi uang adalah sesuatu yang seharusnya kita nikmati," tambahnya.

"Menabung itu tidak ada artinya. Hal yang paling penting bagi kita sekarang adalah kebahagiaan," ucap Wang. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: