Indonesia Jadi Benchmarking dalam 7th Creativity in Education Summit 2025 di Paris

Penyelenggaraan 7th Creativity in Education Summit (CES) pada 17–18 September 2025 di Markas Besar UNESCO, Paris yang digelar UNESCO Institute for Information Technologies in Education (IITE). -UNESCO-
HARIAN DISWAY - Ada peran penting Indonesia dalam 7th Creativity in Education Summit (CES) pada 17–18 September 2025 di Markas Besar UNESCO, Paris yang digelar UNESCO Institute for Information Technologies in Education (IITE).
Dalam event yang berkolaborasi dengan OECD Centre for Educational Research and Innovation (CERI), dan Global Institute of Creative Thinking (GIoCT) itu, Indonesia menjadi salah satu benchmarking untuk membagikan pengalaman dalam sebuah isu.
Yakni tentang menekankan pentingnya keselarasan antara asesmen dan pedagogi yang menempatkan kreativitas sebagai hasil belajar inti dalam CES 2025 yang bertema Aligning Assessment to Foster Creative Thinking and Improve Teaching and Learning.
BACA JUGA: Tradisi Imlek Resmi Masuk Daftar UNESCO: Momen Penting bagi Budaya Tiongkok
Untuk memberikan gambaran yang utuh tentang isu itu, peserta mengeksplorasi bagaimana alat digital, kecerdasan buatan, dan metodologi inklusif dapat membangun model pembelajaran yang adaptif, integratif, dan bermakna.
Maka dihadirkanlah para pembuat kebijakan, pendidik, peneliti, serta pakar AI/teknologi dari berbagai negara untuk berbagi praktik baik dan mendorong solusi kolaboratif sebuah dalam Diskusi Panel Tingkat Tinggi.
Dubes Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Perancis Mohammad Oemar menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia terus menunjukkan komitmen kuat dalam menghadirkan sistem pendidikan yang relevan dengan tantangan abad ke-21.
BACA JUGA: Perjalanan Panjang Reog Ponorogo, Sempat Diklaim Malaysia hingga Diakui UNESCO
Salah satu langkah strategis adalah melalui reformasi besar di bidang kurikulum dengan penerapan pendekatan Deep Learning, yaitu pembelajaran yang mendorong pemahaman mendalam, berpikir kritis, dan penerapan pengetahuan dalam berbagai konteks.
“Pada intinya, reformasi ini memberdayakan guru dan sekolah untuk menciptakan pengalaman belajar yang berpusat pada siswa, kontekstual, dan berbasis kompetensi,” tegas Oemar.
Selain itu ada apresiasi kepada 50 proyek kreatif pendidikan berbasis teknologi yang berasal dari seluruh dunia dalam Creativity in School Awards 2025. Penghargaan ini mengapresiasi inisiatif sekolah atau pendidik terbaik dan memberikan dukungan pendanaan lanjutan pada 2026.
BACA JUGA: Pemerintah Ajukan Reog, Kolintang dan Kebaya Jadi Warisan Budaya UNESCO
Satu-satunya proyek kreatif dari Indonesia dilakukan oleh Virtual Education Academy (VEA) yang berbasis di Pontianak. VEA yang dimotori oleh Rahmat Putra Yuda ini mengusung studi kasus penggunaan Google LM Notebook dengan AI di SMP 13 Pontianak untuk mentransformasi pembelajaran bahasa Inggris siswa.
Dubes Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Perancis Mohammad Oemar menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia terus menunjukkan komitmen kuat dalam menghadirkan sistem pendidikan yang relevan dengan tantangan abad ke-21. -UNESCO-
Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO Satrya Wibawa mengapreasiasi proyek kreatif VEA. “Ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya menata sistem pendidikan untuk menjawab kebutuhan domestik, tetapi juga berkontribusi pada wacana global mengenai masa depan pendidikan,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: