Memahami Penyebab dan Penanganan Speech Delay pada Anak

HARIAN DISWAY - Banyak orang tua merasa cemas saat anak mereka terlambat berbicara. Padahal keterlambatan bicara pada anak (speech delay) adalah hal yang cukup umum.

Orang tua harus memahami apa yang menjadi penyebabnya. Juga bagaimana cara mengatasinya. Demi  membantu anak mengatasi masalah tersebut. Sehingga mereka bisa melanjutkan pertumbuhan dengan lebih baik.

Umumnya, anak mulai berbicara pada usia 12 hingga 18 bulan. Tetapi, tidak semua anak berkembang dengan kecepatan yang sama.

BACA JUGA: Menangani Speech Delay pada Si Kecil

Beberapa anak mungkin mengucapkan kata pertama mereka sedikit lebih lambat. Namun, ada juga yang mengalami keterlambatan yang lebih signifikan.

Ketika hal itu terjadi, penting bagi orang tua untuk mengetahui apakah itu hanya fase perkembangan biasa atau tanda adanya masalah yang lebih serius.

Interaksi verbal yang aktif di rumah adalah kunci untuk mendukung perkembangan bicara anak. --Pinterest

Penyebab keterlambatan berbicara bisa bervariasi. Pada beberapa anak, faktor lingkungan memainkan peran besar.

Misalnya, jika anak tidak mendapatkan banyak interaksi verbal di rumah, perkembangan bicara mereka bisa lebih lambat.

BACA JUGA: Pameran World Tobbaco Asia di Surabaya Diprotes: IYCTC dan ISMKMI Soroti Kesehatan Anak

Dalam kasus lain, masalah fisik seperti gangguan pendengaran atau masalah pada organ bicara bisa menjadi penyebab.

Bahkan, beberapa kondisi medis seperti gangguan spektrum autisme atau cerebral palsy juga dapat mempengaruhi kemampuan bicara anak.

Menurut penelitian yang dipublikasikan oleh Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, gangguan bicara dapat dibagi menjadi dua kategori. Yaitu gangguan bicara primer (tanpa masalah penyerta) dan gangguan bicara sekunder (disertai masalah lain seperti keterlambatan perkembangan global, disabilitas intelektual, gangguan spektrum autisme, atau kelainan genetik seperti trisomi 21).

Ada pula faktor risiko yang dapat menyebabkan keterlambatan bicara. Seperti anak laki-laki lebih berisiko mengalami speech delay dibandingkan anak perempuan.

Sumber: