Film Pengepungan di Bukit Duri dan Refleksinya di Kehidupan Nyata!

Film Pengepungan di Bukit Duri dan Refleksinya di Kehidupan Nyata!

Film terbaru garapan Joko Anwar, Pengepungan di Bukit Duri, dijadwalkan tayang pada 17 April 2025. --YouTube: Come and See Picture

HARIAN DISWAY - Film terbaru garapan Joko Anwar, Pengepungan di Bukit Duri, dijadwalkan tayang pada 17 April 2025. Mengkangkat tema yang sangat krusial dan relevan dengan kondisi sosial saat ini, seperti kekerasan, diskriminasi, dan konflik sosial.

Dengan genre drama thriller, film ini dibintangi Morgan Oey ada Endy Arfian sebagai Christo, Omara Esteghlal, dan Hana Pitrashata Marasan. Dikisahkan Edwin berusaha memenuhi pesan terakhir kakaknya sebelum meninggal dunia.

Yakni untuk mencari anak kakaknya, Christo. Setelah Edwin mencari di beberapa sekolah di Jakarta Timur, akhirnya Edwin sampai di tujuan terakhir yaitu SMA Duri. Sebuah sekolah untuk anak-anak buangan yang selalu bermasalah. 

Sekolah ini dikenal penuh dengan anak-anak nakal yang gemar tawuran dan selalu terlibat kerusuhan. Di SMA Duri, Edwin memutuskan untuk menjadi seorang guru, meskipun tujuannya tetap mencari anak kakaknya, Christo.

BACA JUGA: Komentar Joko Anwar setelah Ifan Seventeen Dikritik Netizen karena Jadi Dirut PFN

BACA JUGA: Sinopsis Lengkap 7 Episode Serial Joko Anwar's Nightmares and Daydreams yang Tayang di Netflix 14 Juni 2024

Di hadapan murid-murid yang terkenal sangat bringas dan brutal, yang gemar melukai orang lain tanpa rasa belas kasih, Edwin harus bertahan dan terus melanjutkan pencariannya. Setelah akhirnya menemukan Christo, ternyata situasi di kota semakin genting.
Endy Arfian sebagai Christo dalam film karya Joko Anwar, Pengepungan di Bukit Duri. --YouTube: Come and See Picture

Kerusuhan yang semakin memanas di seluruh kota membuat mereka mau tidak mau harus terjebak di dalam SMA Duri. Dan mereka kini harus melawan anak-anak nakal yang semakin brutal, yang mengincar nyawa mereka.

Apakah mereka tetap bertahan atau malah? Film ini tidak hanya menampilkan ketegangan dan konflik sosial, tetapi juga menyampaikan pesan penting tentang pengorbanan seorang guru yang sering kali tidak terlihat dan tak dihargai. 

Edwin mewakili banyak guru di Indonesia yang bekerja keras tanpa banyak apresiasi. Tugas mereka mendidik murid-murid, bahkan di tengah situasi negara yang penuh keresahan dan ketegangan sosial.

BACA JUGA: Serem! Joko Anwar Bagikan Judul Episode dan Bintang Nightmares and Daydreams

BACA JUGA: 5 Fakta tentang Serial Joko Anwar Nightmares and Daydreams, Genre Bikin Penasaran

Juga di tengah kekerasan dalam sekolah, baik fisik maupun psikis, yang masih menjadi masalah besar, termasuk perpeloncoan antarsiswa. Diskriminasi terhadap anak-anak dari latar belakang yang berbeda, serta ketidakadilan dalam sistem pendidikan, sering kali menghambat perkembangan karakter mereka.

Selain itu, Pengepungan di Bukit Duri juga menggambarkan bagaimana semrawutnya keadaan kota yang tercermin dalam ketegangan sosial, tawuran antar masyarakat yang semakin meningkat. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: